Renungan Hidup Kristen (RHK), 02 Juni 2025
Nats : MARKUS 5 : 34
”Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
IMAN KEPADA TUHAN YANG MENYEMBUHKAN DAN MENYELAMATKAN KITA
Kitab Markus adalah salah satu Injil yang ditulis oleh Markus, sekitar tahun 60-70 M, pada masa kekristenan awal menghadapi penganiayaan di Kekaisaran Romawi. Injil ini berfokus pada tindakan Yesus sebagai hamba yang menderita, yang menunjukkan kekuatan dan otoritas Yesus atas alam, penyakit, kuasa gelap, dan bahkan kematian.
Nats Markus 5 : 25 – 34, menerangkan bahwa dalam perjalanan Yesus ke rumah Yairus, seorang perempuan yang telah mengalami pendarahan selama dua belas tahun ini sudah mencoba berbagai cara untuk sembuh, namun tanpa hasil. Ia telah menghabiskan semua yang dimilikinya sebagai upaya mencari kesembuhan, namun tak ada tabib yang dapat menyembuhkannya dan semua usahanya gagal. Selain penderitaan fisik, ia juga menghadapi dampak sosial karena dianggap najis oleh hukum Taurat (Imamat 15 : 25 – 30). Secara fisik, dia capek, menderita. Secara keibuan, ada yang bilang bahwa dia tidak bisa melahirkan. Secara seksual, ada juga yang bilang kalau perempuan ini tidk bisa menyentuh suaminya. Secara keuangan, kita tahu perempuan ini sudah habis-habisan. Secara rohani, dulu orang yang sakit seperti perempuan ini, mereka tidak boleh masuk ke Bait Allah: Najis katanya. Secara social, karena dianggap najis maka dia juga tidak bisa bergaul layaknya orang normal lainnya. Selama 12 tahun ternyata bukan hanya sakit penyakitnya yang menggerogoti fisiknya. Tetapi, orang-oramg disekitarnya pun menggerogoti batinnya.
Penderitaan justru membuatnya menaruh pengharapan kepada Tuhan. Pada mulanya ia meletakkan pengharapannya kepada manusia, termasuk para tabib, namun hasilnya jauh dari harapan. Kemudian ia bertemu dengan Tuhan Yesus, dan ia menaruh pengharapan kepada-Nya dengan iman yang teguh, memiliki keyakinan bahwa hanya dengan menyentuh jubah Yesus, dia akan sembuh. Ia datang kepada Tuhan Yesus dan menjamah jubah-Nya dengan iman (Markus 5 : 27 – 28). Yesus segera menyadari bahwa ada kuasa yang keluar dari diri-Nya dan bertanya siapa yang menyentuh-Nya. Perempuan itu, dengan takut dan gemetar, mengaku kepada Yesus, dan Yesus berkata, “Imanmu telah menyelamatkan engkau; pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu” (Markus 5 : 34). Dan imannya pun terbukti! Ia tidak hanya disembuhkan dari penyakitnya, tetapi juga diselamatkanNya. Kepada orang-orang, Yesus menegaskan bahwa perempuan yang selama ini mereka anggap najis itu, kini telah menjadi tahir. Tidak ada lagi alasan bagi mereka untuk memandang rendah atau mengucilkannya.
Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh perempuan yang mengalami pendarahan selama dua belas tahun. Kita dapat membayangkan betapa sakit dan beratnya, penderitaan yang dialami oleh perempuan itu. Ia mengalami pendarahan selama dua belas tahun dan tak kunjung sembuh meskipun telah berusaha mengobati penyakitnya dengan datang pada tabib-tabib tetapi usahanya sia-sia bahkan semakin memburuk. Sakit seperti ini bukan saja mengurus harta benda untuk berobat tetapi juga menguras pikiran yang dapat menghilangkan kepercayaan dan pengharapan akan datangnya kesembuhan. Tetapi karena imannya, ia percaya dan penuh pengharapan bahwa dengan menjamah jubah Yesus, ia dapat sembuh.
Meskipun demikian, perempuan ini menunjukkan iman yang luar biasa, dia percaya bahwa hanya dengan sentuhan: menjamah jubah Yesus, ia akan disembuhkan. Di tengah kerumunan orang orang yang sudah pasti menutup jalan, ia bergelut melawan segala kesulitan fisik yang menghimpitnya. Ia berusaha menembus barikade manusia yang berbondong-bondong mengikuti Yesus, seolah-olah setiap langkahnya adalah suatu usaha perjuangan untuk mencapai Yesus, ini memperlihatkan bagaimana keyakinannya yang penuh pada kuasa Yesus.
Apakah memang di zaman sekarang, mungkin seorang yang sakit pendarahan selama 12 tahun itu bisa bertahan dan selamat ? Secara medis itu mustahil bisa terjadi. Kalau memang ada orang yang pendarahan, sampai setahun saja dia, sudah meninggal, logikanya, dia butuh pasokan darah (transfusi) untuk menganti darah yang keluar supaya dia bisa tetap bertahan hidup. Kita hanya membayangkan betapa hebatnya kemampuan untuk bertahan selama 12 tahun lamanya menjalani penderitaaan seperti itu! Dua belas tahun perempuan itu menderita.
Ada beberapa hal yang menjadi perenungan kita dari ayat Alkitab ini, Apakah memang di zaman sekarang, mungkin seorang yang sakit pendarahan selama 12 tahun itu bisa bertahan dan selamat ? Secara medis itu mustahil bisa terjadi. Kalau memang ada orang yang pendarahan, sampai setahun saja dia, sudah meninggal, logikanya, dia butuh pasokan darah (transfusi) untuk menganti darah yang keluar supaya dia bisa tetap bertahan hidup. Kita hanya membayangkan betapa hebatnya kemampuan untuk bertahan selama 12 tahun lamanya menjalani penderitaaan.
Kita sering menghadapi masalah yang membuat kita merasa putus asa, dimana dengan iman dan percaya kita kepada Yesus telah menjadi senjata paling ampuh bagi kita dalam menghadapi berbagai permasalahan. Namun, melalui iman yang sederhana namun tulus, Tuhan bisa bekerja melakukan keajaiban dalam hidup kita. Ketika iman dan sukacita kita penuh, seketika itu juga kita akan merasakan betapa indahnya hidup dengan iman yang sungguh-sungguh. Iman menjadi kata kunci untuk beroleh keselamatan baik jiwa maupun jasmani. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat, (Ibrani 11 : 1). Segala sesuatu jika dilalukan dalam iman, akan mendatangkan kemenangan yang mendasarkan perbuatan baik itu di dalan Tuhan, supaya sukacita kita menjadi penuh dan sempurna (Ibrani 12 : 2).
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar