Renungan Hidup Kristen (RHK), 15 Februari 2025

FILIPI 2 : 14 
“Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan”

LAKUKAN SEGALA SESUATU DENGAN TIDAK BERSUNGUT & BERBANTAH

Dalam bahasa Yunani nya, bersungut-sungut adalah “gonggusomos”, dan arti sebenernya bukan sekedar mengeluh, tapi menjurus pada suatu tindakan memberontak. Lihat penderitaan-penderitaan Paulus yang di alaminya (2 Korintus 11 : 23 – 28). Di sini Paulus bukan mau membanggakan diri, karena jemaat Korintus pada waktu itu adalah jemaat yang paling banyak masalahnya (“brengsek”) dan bahkan ada yang meragukan dan memfitnah Paulus. Dan bahkan, Paulus pun menderita “duri dalam daging” yang menurut penafsir adalah penyakit yang sakit luar biasa, dan di saat dia berdoa berkali-kali (“tiga kali” pada adat waktu itu menunjukkan sering atau berkali-kali), apakah Tuhan menyembuhkan dia,? Kita tahu bahwa Tuhan tidak menyembuhkan dia! Belum lagi buku Filipi yang ditulis Paulus saat dia ada di penjara dan bahkan tahu dia akan dihukum mati sebentar lagi. Kalau kita lihat, Paulus punya banyak alasan untuk bersungut-sungut, tidak pernah mengeluh walaupun ia dipenjara. Jemaat dinasihati untuk tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, sebab yang melakukan pekerjaan itu adalah Allah sendiri menurut kerelaan-Nya, melalui kemauan dan pekerjaan jemaat. Jemaat perlu menjaga kata-kata dan perilakunya agar ia tiada beraib, tidak bercela, dan tidak ikutikutan menjadi bengkok hati, seperti kebanyakan tabiat orang pada waktu itu.

Apa yang telah kita keluhkan hari ini ? Apa yang kita gerutukan kepada Tuhan tentang hidup kita? Mungkin kita tidak bahagia dengan pekerjaan kita. Mungkin kita tidak bahagia dengan pernikahan kita. Mungkin kita tidak bahagia dengan keluarga kita. Mungkin kita tidak bahagia dengan tempat tinggal kita. Mungkin kita tidak bahagia dengan berapa banyak uang yang kita hasilkan atau berapa banyak harta yang kita miliki. Tetapi Firman Tuhan mengatakan melalui Nats ini : “Lakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut atau membantah.” Itu adalah perintah yang sangat penting. Segala sesuatu yang kita lakukan harus dilakukan tanpa mengeluh. Hubungkan kembali ini dengan konteks kita di Filipi 2. Menganggap orang lain lebih penting daripada diri Anda sendiri tanpa bersungut-sungut atau membantah. Dahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan Anda sendiri tanpa bersungut-sungut atau membantah. Korbankan diri seperti Kristus mengorbankan diri-Nya sendiri tanpa bersungut-sungut atau mengeluh. Lakukan pekerjaan tanpa bersungut-sungut atau membantah. Jadilah suami dan istri yang mengalah kepada yang lain tanpa bersungut-sungut atau membantah.

Tidak banyak orang yang menganggap pekerjaan bukan sebagai beban tetapi seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Hal ini memang tidaklah mudah, tetapi jika anda dapat mengubah sikap mental anda terhadap apa yang anda sebut pekerjaan, maka anda akan menikmati hidup ini. Mark Twain berkata, “Menganggap sesuatu itu sebagai pekerjaan atau permainan, tergantung dari pikiran kita tentang hal itu.” Jika anda seorang yang suka bersungut-sungut, mengeluh, marah dan mengomel, kelihatannya anda perlu mengubah sikap mental anda terhadap pekerjaan yang selama ini seolah menjadi beban. Jika semua orang mengerjakan pekerjaannya dengan penuh sukacita sebagaimana ketika ia menikmati sebuah permainan yang sangat disenanginya, maka firman Tuhan dalam Filipi 2 : 14 di atas tidak akan pernah ada. Firman Tuhan ada karena kenyataannya banyak orang yang bekerja sambil bersungut-sungut, berbantah-bantahan dan tidak mengucap syukur. Dengan demikian pekerjaan menjadi terasa sangat berat dan membosankan. Belajar menikmati sebuah pekerjaan sebagai sesuatu yang menyenangkan akan mempermudah anda melakukannya dan yang paling penting anda tidak akan berdosa kepada Tuhan karena keluhan-keluhan dan perbantahan yang keluar dari mulut anda. Mari, lakukanlah setiap pekerjaan yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dengan sukacita tanpa bersungut-sungut.

Ketika kita mengeluh, kita malah menyebabkan diri kita sendiri dan orang di sekitar kita merasa lebih negatif, yang pada akhirnya justru menghalangi kita untuk melihat berkat dan hikmah yang ada di balik kesulitan tersebut. Sebagai orang Kristen, kita harus belajar menggantikan kebiasaan mengeluh dengan rasa syukur (1 Tesalonika 5 : 18, kita diajak untuk “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”). Dengan mengembangkan rasa syukur, kita akan lebih mampu untuk melihat bagaimana Tuhan bekerja di dalam hidup kita, dan kita akan merasa lebih damai dan tenang. Pada pagi hari ini marilah kita mulai dengan hati yang penuh syukur. Bersyukurlah atas kehidupan ini, anugerah Tuhan dan bertumbuh dalam kasih-Nya, Amien.

Syaloom
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Dalam Melaksanakan Pekerjaan / Aktivitas / Kegiatan Di Hari Ini

Dan Juga :
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu Diberikan TUHAN Selalu Kesehatan, Sukacita dan Kedamaian Serta Panjang Umur

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer