Renungan Hidup Kristen (RHK), 01 Maret 2025
FILIPI 3 : 14
“Dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”
BERSAMA TUHAN MAKA TUJUAN TERCAPAI
Kehidupan Rasul Paulus penuh dengan kesulitan. Ketika ia menulis surat Filipi ini yang ditujukan kepada jemaat di Filipi, Paulus sedang berada di penjara, atau mungkin dalam tahanan rumah di Roma (sekitar tahun 62 M) atau Paulus sudah hidup dan melayani Tuhan antara 25 – 30 tahun. Dan penerima surat ini sebagian besar adalah orang Kristen non-Yahudi atau non-Yahudi yang tinggal di Filipi, sebuah koloni Romawi di Makedonia. Mereka berada di bawah tekanan besar baik secara agama maupun politik. Dan Paulus ingin menguatkan iman mereka bahkan di tengah kesulitan. Namun ia mengakui bahwa ia belum mengenal Tuhan dengan sempurna agar seluruh hidupnya dapat menyatakan kehidupan dalam kuasa kebangkitan. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengarahkan dirinya kepada satu tujuan hidup (Filipi 3 : 10 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”).
Rasul Paulus memberikan kepada kita kesaksian dan teladan bagaimana dia melupakan semua kehidupan yang ada di belakangnya, semua kehidupan masa lalunya dan mengarahkan dirinya kepada sebuah Tujuan, yaitu untuk mengenal Allah dan memperoleh Hadiah Panggilan Sorgawi, Keselamatan di dalam Kristus Yesus Tuhan untuk dicapai dalam kehidupannya, yang selalu ingin memuliakan Nama Tuhan Yesus.
Salah satu hal yang paling besar yang menghalangi orang percaya untuk mengenal Allah lebih dalam adalah masa lalu mereka. Banyak orang Kristen memusatkan perhatian mereka kepada masa lalu mereka. Kegagalan di masa lalu selalu menghantui. Kesalahan di masa lalu selalu menuduh mereka. Di sisi lain, keberhasilan di masa lalu menghasilkan keyakinan palsu bahwa segala sesuatu juga akan berhasil di masa sekarang. Berkat-berkat di masa lalu menghalangi mereka datang kepada Tuhan untuk pekerjaan di masa sekarang.
Kita harus melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku. Segala hal yang ada di masa lalu tidak harus menentukan kondisi kita sekarang.Kasih karunia Allah dapat menutupi kegagalan dan penderitaan di masa lalu. Sekarang, kita hanya perlu memandang ke depan untuk mengalami pekerjaan kasih karunia Allah yang ia sediakan bagi kita yang berjalan bersama Dia. Dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan kita, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Dan Tujuan akhirnya adalah untuk mengenal Allah lebih dekat. Kita harus berlari-lari mengarahkan diri kepada tujuan sorgawi, dan menggunakan semua kekuatan dan tenaga rohani yang di sediakan oleh kasih karunia-Nya. Inilah tanggapan kita terhadap panggilan sorgawi yaitu mengenal Allah untuk bersekutu dengan Dia. Pada saatnya, kita akan mengambil bagian dalam upah sorgawi yang disediakan bagi kita, yaitu semua
berkat rohani yang disediakan oleh Allah bagi kita yang bersekutu dengan intim bersama Dia.
Setiap orang percaya dipanggil untuk mengikuti perlombaan yang telah ditetapkan Tuhan di hadapannya. Setiap orang Kristen memiliki tujuan khusus yang Tuhan sendiri telah panggil untuk mereka capai. Setiap orang memiliki tujuan unik mereka sendiri untuk dicapai dan tujuan itu dimaksudkan dan direncanakan oleh Bapa, karena Tuhanlah yang bekerja di dalam setiap anak-anak-Nya baik untuk berkehendak maupun melakukan apa yang menyenangkan Tuhan.
Tidak ada dua perjalanan hidup yang sama karena kita semua menghadapi masalah, kekecewaan, dan tantangan kita sendiri, dan kita semua diperlengkapi dengan kemampuan, karunia, dan anugerah unik yang diberikan Tuhan. Namun panggilan Tuhan bagi semua anak-anak-Nya adalah kehidupan yang sedang dibentuk menjadi serupa dengan gambar dan rupa Tuhan Yesus; kehidupan yang berusaha untuk hidup saleh di dalam Kristus Yesus, sampai bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku: “ Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Galatia 3 : 20).
Tujuan yang kita tuju sebagai “hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Filipi 3 : 14). Ketika Yesus memegang kita, Allah memanggil kita semua ke atas menuju kerajaan surgawi-Nya melalui hubungan yang intim dengan Putra-Nya. Arah yang kita tuju adalah “ke atas” karena dari sanalah panggilan itu berasal—langsung dari takhta Allah. Dia memanggil kita dari surga dan pada akhirnya akan membawa kita pulang ke surga (Filipi 3 : 20 ; 2 Korintus 5 : 1 ; Ibrani 11 : 13 – 16). Kita terus maju ke arah tujuan itu dengan mengikuti panggilan yang membuat kita terus bergerak maju dan naik dalam keserupaan dengan Kristus dan dalam pengetahuan kita tentang Yesus, Tuhan kita.
Marilah kita berlari dalam perlombaan yang ditetapkan bagi kita dan terus maju menuju tujuan, yaitu panggilan surgawi dari Allah yang Hadiahnya adalah bersama Tuhan selamanya yang dinyatakan benar oleh Allah melalui iman kepada Yesus, dan mengalami kuasa kebangkitan adalah cara agar kita dapat kembali ke hadirat-Nya tanpa halangan. Berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang Kristus dan Mengejar tujuan untuk mendapatkan hadiah. Karena sebagai anak Tuhan marilah kita berusaha untuk lebih mengenal Juruselamat kita dan terus bertumbuh di dalam Tuhan serta marilah kita fokus kepada tujuan yang telah Tuhan tetapkan bagi kita, Amien.
SYALOOM
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar