Renungan Hidup Kristen (RHK), 24 Februari 2025 (IMAMAT 19 : 17)
IMAMAT 19 : 17
“Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia”
JANGANLAH ENGKAU MEMBENCI
Kitab ini memberikan instruksi langsung dan lugas tentang cara membalas dendam, ketika hak seseorang telah disalahgunakan: “Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu,” merupakan perintah yang jelas dari Tuhan, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN”. Bangsa Israel harus menunjukkan kepada seluruh dunia bagaimana umat Allah harus hidup dan berperilaku. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan TIDAK membalas dendam terhadap saudara atau menaruh dendam terhadap siapa pun dari bangsa Israel. Mereka harus mengasihi sesamanya seperti mereka mengasihi diri mereka sendiri.
A. KEBENCIAN
Kebencian adalah racun yang menghancurkan seseorang dari dalam, menghasilkan kepahitan yang menggerogoti hati dan pikiran kita. Kebencian juga menghancurkan kesaksian pribadi dari orang Kristen karena mencabut dia dari persekutuan dengan Allah dan orang-percaya lainnya. Kebencian yang disimpan dalam hati dapat merusak hubungan, menimbulkan perasaan negatif, dan bahkan berdampak pada tindakan yang menyakiti orang lain. Tuhan menginginkan agar kita tidak membiarkan kebencian berakar dalam diri kita, melainkan kita diminta untuk mengolah hati yang bersih dan penuh kasih.
Kenapa kebencian masih bisa terjadi ? Karena harga diri, gengsi, egoisme masih terlalu besar melekat di dalam jiwa ini dibandingkan kerendahan hati dan semangat mau mengampuni. Lebih sering jiwa ini menilai kita yang benar, yang paling benar, mereka tidak tahu diri. Kita lupa pada prinsip untuk saling mengampuni, saling memaafkan dan melupakan kejadian yang pernah menggores dan melukai hati.
B. MENEGUR
Sebelum menegur seseorang, kita harus mengetahui dengan jelas dan rinci apa yang terjadi. Akan lebih baik jika kita tanya sudut pandangnya (ini membuktikan bahwa kita menghargai orang tersebut). Jika terbukti salah, kita dapat menegurnya di waktu yang tepat (Amsal 25 : 11) dan tentu saja dengan penuh kasih. Selain itu, usahakanlah
untuk menegurnya secara pribadi, bukan di depan orang lain (Matius 18 : 15).
Tidak salah untuk menegur orang lain karena ini adalah tanggung jawab orang Kristen untuk saling menjaga. Sebaliknya, tidak menegur berarti mengabaikan tanggung jawab moral yang Allah berikan sebagai saudara seiman (2 Timotius 4 : 2 “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran”). Kita juga diingatkan bahwa menegur bukan berarti menjatuhkan, melainkan membantu orang lain menyadari kesalahannya, memperbaikinya, kemudian menjadi lebih baik dan serupa dengan Kristus.
C. HARUS SALING MENGASIHI
Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan, tetapi kita masih menyimpan kebencian terhadap sesama kita. Kita harus cepat menyelesaikan masalah dengan setiap orang mengenai segala sesuatu; tidak peduli seberapa sepelenya hal tersebut. Allah akan setia untuk mengampuni, seperti yang Dia janjikan (1 Yohanes 1 : 9 ; 2 : 1). Perintah Tuhan jelas bagi semua umat-Nya: “Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN” (Imamat 19 : 18).
Pentingnya mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri adalah sebuah prinsip yang diakui oleh orang percaya yang telah lahir baru dan orang yang belum diselamatkan sebagai sesuatu yang keluar dari bibir Yesus, dan sangat bertolak belakang dengan reaksi manusia alami di dunia yang telah jatuh ini. Namun, sebagai anggota Tubuh Kristus, kita telah diberi perintah yang bahkan lebih mengherankan (dan mustahil), yaitu kita harus saling mengasihi Sepeti Kristus Mengasihi Kita. Semoga kita dapat berusaha memenuhi petunjuk yang berharga ini dengan kekuatan Roh Kudus Allah yang menopang dan mahakuasa, karena tanpa Dia kita tidak dapat berbuat apa pun, tetapi dengan kekuatan-Nya yang cukup kita dapat menunjukkan kasih ilahi kepada orang lain dengan cara yang sama SEPERTI KRISTUS MENGASIHI KITA, Amien.
Syaloom
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar