Renungan Hidup Kristen (RHK), 22 April 2025

Nats  :  ROMA 8 : 17
“Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia”.

KITA ADALAH ANAK ALLAH SEBAGAI AHLI WARIS  

Kitab Roma adalah kitab pengajaran yang ditulis oleh Rasul Paulus, yang dimulai dengan pembebasan hukuman (“dimerdekakan”) dosa dan maut bagi setiap orang yang ada di dalam Kristus (Roma 8 : 1 – 2). Ini artinya bahwa hanya Kristus yang mampu membebaskan atau memerdekakan manusia dari upah dosa yaitu maut dan kebinasaan kekal (hukum maut). Jika demikian, apakah tidak ada peran hukum lain di dalam kebebasan umat manusia dari hukuman ? Kitab Suci dengan tegas menyatakan bahwa sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah, dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging bahwa Allah mengutus Yesus Kristus di dalam daging (manusia) karena memang aturan hukum taurat tidak berdaya oleh daging. Artinya, kedagingan manusia begitu berkuasa sehingga Hukum Taurat sendiri tidak mampu menyelamatkan manusia dari kebinasaan karena daging. Itulah sebabnya dinyatakan,”Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera” (ayat 6) yang menekankan “Hidup Dipimpin Roh”. Setiap orang yang percaya kepada Kristus dimetreikan oleh Roh, dengan cara Roh berdiam dalam diri orang percaya, sebagai tanda kepemilikan oleh Kristus (ayat 9). Itulah sebabnya, tubuh/daging akan mati karena dosa, namun roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran (ayat 10). Karena Roh yang sama yang telah membangkitkan Kristus, sekarang diam di dalam diri kita, maka Roh yang sama itu akan membangkitkan tubuh yang fana itu (ayat 11).

 
Bila Roh Allah ada dalam diri seseorang, orang itu diangkat menjadi anak Allah yang layak menerima penggenapan janji-janji Allah (ayat 16 – 17). Paulus juga menegaskan status baru kita sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1 : 12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”). Sebagai anak Allah, kita harus memiliki sifat-sifat Allah. Caranya, kita harus terlebih dahulu menerima Roh Kudus. Lalu, hidup di dalam kuasa-Nya dan rela dipimpin Roh Kudus, dengan cara mematikan perbuatan dosa dalam hidup kita dan mengikuti bimbingan-Nya. Dan, yang terakhir sebagai ganjarannya kita akan diangkat menjadi ahli waris-Nya dan berhak menerima janji-janji-Nya. Status sebagai anak-anak Allah itu menjamin posisi kita sebagai ahli waris, yaitu orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah. Paulus mengatakan hal ini agar kita tabah bila kita menghadapi penderitaan. Dengan demikian, hidup oleh Roh akan memberi kita kekuatan penting untuk menghadapi dua musuh besar kita, yaitu dosa dan penderitaan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah begitu saja. Orang percaya sekarang dapat datang kepada Allah dengan menggunakan darah Kristus, melalui Roh yang diam didalam kita dengan iman dan Keyakinan teguh. Paulus menjelaskan, bukti dari keselamatan itu pandangan terhadap dunia yang telah diubahkan, hati yang diubahkan, gaya hidup yang diubahkan dan pengharapan yang diubahkan. Kita harus memiliki sifat-sifat Allah. Caranya, kita harus terlebih dahulu menerima Roh Kudus. Lalu, hidup di dalam kuasa-Nya dan rela dipimpin Roh Kudus dengan cara mematikan perbuatan dosa dalam hidup kita dan mengikuti bimbingan-Nya. Dan, yang terakhir sebagai ganjarannya kita akan diangkat menjadi ahli waris-Nya dan berhak menerima janji-janji-Nya.

Kita dipimpin untuk bersama dengan Allah. Inilah kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita. Bersama dengan janji-janji Allah, bersama dengan Allah dalam setiap pergumulan dan kesulitan, bersama dengan Tuhan dalam kemuliaanNya. Hidup bersama dengan Allah tentunya memiliki tantangan tersendiri, sebab kita masih hidup dalam daging. Walaupun demikian, tantangan bukanlah halangan tetapi motivasi. Semuanya tergantung keputusan kita mau bersama dengan Tuhan atau tetap menjadi budak keinginan dunia yang fana ini. Bersama Tuhan bukanlah maksudnya kita harus menderita, kita menderita ketika melihat dari sisi duniawi, namun jika kita mengacu pada nas ini kita akan melihat sungguh berlimpah sukacita yang dapat kita rasakan jika hidup bersama dengan Tuhan. Ketika kita memiliki kehidupan yang di dalamnya Allah Bapa tinggal dan kita memiliki Kristus, maka hidup kita akan dikuasai oleh Roh Kudus. Paulus mengatakan bahwa tubuh jasmani kita memang sudah mati karena dosa, tetapi Roh Kudus akan membangkitkan tubuh rohani setiap orang Kristen yang sejati. Untuk itu sangat penting untuk hidup kita dikuasai oleh Roh Kudus. Roh kudus akan membawa kita kepada kebenaran yang sejati.

Oleh sebab itu, arahkanlah hati dan pikiran kepada Allah Tritunggal. Orang yang hidup menurut Roh bukanlah orang percaya yang secara sempurna tidak pernah jatuh ke dalam dosa. Namun, dalam kuasa Roh Kudus, ia terus berjuang untuk mematikan keinginan-keinginan daging. Pikirannya tertuju kepada hidup yang kekal. Takut akan Allah ada padanya. Memiliki Roh Kristus sama artinya bahwa kita hidup dipersatukan dengan Kristus. Namun, untuk memiliki Roh Kristus tidak terlepas dari peran Roh kudus. Sebab, tidak akan ada manusia/orang Kristen yang dapat berkenan kepada Allah tanpa adanya peran Roh Kudus dalam dirinya. Alkitab menjelaskan bahwa Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Putra sehingga Roh Kudus tidak dapat dipisahkan. Kita yang telah hidup dipimpin Roh harus mengetahui keinginan Roh, yaitu Damai Sejahtera. Maka kita harus hidup dengan memiliki Damai Sejahtera sebagai tanda kita hidup dipimpin Roh. Kita tidak bisa hidup kudus tanpa Roh Kudus. Kita adalah orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan, Sebab itu kita butuh Roh Kudus untuk memimpin kita di dalam kekudusan. Dan oleh kuasa Roh, kita bisa melawan segala bentuk pikiran buruk yang selama ini bertentangan dengan kehendak Tuhan.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer