Renungan Hidup Kristen (RHK), 6 Februari 2025

IBRANI 2 : 1
“Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus”

LEBIH TELITILAH KITA MEMPERLIHATKAN APA YANG DIDENGAR

Surat Ibrani diawali dengan suatu pernyataan penting dari Allah yang menyatakan bahwa tidak ada kebenaran lain yang Ia sampaikan kepada dunia, selain melalui Yesus Kristus, sebagai yang tertinggi di atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun, baik nabi, maupun malaikat, yang memiliki kewenangan yang lebih besar daripada Kristus. Ia bahkan dikatakan sebagai Sang Pencipta, Penopang, Pemilik, Penguasa, dan Penebus dunia, melebihi apapun juga. Berdasarkan ayat tersebut di atas, adalah suatu keharusan bagi setiap kita untuk memerhatikan setiap perkataan Tuhan dengan teliti (we must pay much more attention; listen carefully).

Kata “karena itu” memperlihatkan bahwa ayat ini menjelaskan bahwa apa yang akan disampaikan dalam nats ini adalah kelanjutan dari pasal satu (1), yakni tentang kemuliaan, keagungan dan kebesaran Tuhan Yesus, sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama bahwa Anak Allah lebih tinggi dari malaikat-malaikat. Jika demikian, maka di ayat 1 ini kita diarahkan untuk bertindak dan berbuat sesuatu atas kesaksian tentang Tuhan Yesus. Karena Tuhan Yesus betapa tinggi, betapa mulia, betapa unggul, dan di atas semua manusia, bahkan malaikat menyembah Dia, seperti yang dikatakan dalam pasal 1, maka kita harus lebih teliti memperhatikan perkara yang telah kita dengar, “harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar” disini kita diperlihatkan suatu perbandingan jika kita sungguh-sungguh mendengarkan apa yang disaksikan dalam Perjanjian Lama melalui para malaikat, apalagi sekarang yang memberikan kesaksian itu adalah sumber kebenaran itu sendiri, yaitu Tuhan Yesus, maka kita tentunya kita harus lebih bersungguh-sungguh lagi “supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” Hal ini menggambarkan seperti sebuah kapal yang hanyut terbawa oleh arus.

Maka jika kita bersungguh-sungguh mau untuk hidup dalam kebenaran yang telah kita dengar dari Tuhan Yesus melalui para rasulNya, maka kita tidak akan seperti perahu yang hanyut terbawa arus. Atau hal ini dapat kita pahami dari makna tersiratnya, yaitu agar kita tidak menyimpang dari kebenaran firman Tuhan Yesus hanya karena ketidaksungguhan mendengarkan firmanNya sehingga kita seperti perahu yang hanyut terbawa arus.

Kita telah mendengar banyak perkara mengenai Tuhan Yesus, maka kita harus lebih teliti memperhatikannya. Kata “kita” di sini berarti bahwa rasul juga mencakupkan dirinya di dalam. Siapa sebenarnya yang menulis Surat Ibrani? Ada yang mengatakan Paulus, ada yang mengatakan Lukas. Kalaupun kitab ini tidak mencantumkan siapa penulisnya, maka kita tidak perlu menentukan siapa-siapa, kita pastikan saja kitab itu ditulis oleh rasul. Di sini kita melihat betapa hati-hatinya rasul dalam menulis suratnya. Rasul mengatakan “kita”, rasul tidak mengatakan “kamu”. Bahaya hanyut dibawa arus juga berlaku atas diri rasul.

Kata “Harus” adalah terjemahan kata Yunani yang juga berarti “perlu.” Kelakuan seperti apa yang harus dimiliki? Kita harus “memperhatikan.” Kata Yunani yang digunakan di sini biasa dipakai untuk mengarahkan perahu layar di jalurnya atau melabuhkan kapal di jalur dermaga. Selanjutnya, tindakan ini tidak boleh dilakukan dengan ceroboh atau lengah namun dengan “lebih teliti” atau dengan kesungguhan yang sangat. Jika kita tidak tekun seperti itu, maka kita akan “hanyut,” satu lagi kiasan negeri bahari. Maknanya adalah suatu kondisi menyimpang ke luar jalur secara tak disadari.

Cara kita memusatkan perhatian agar tidak sampai terhanyut ? Kita harus “memperhatikan apa yang telah kita dengar,” atau apa yang telah diajarkan (Ibrani 2 : 1). Apabila tidak melakukan hal itu, kita akan mengabaikan keselamatan menakjubkan yang telah kita terima. Inilah pesan Tuhan bagi kita, yaitu bahwa kita harus lebih lagi menaruh perhatian dan lebih teliti akan setiap perkataan firman Tuhan yang kita dengar, baca, dan terima. Dalam kehidupan sehari-hari, hal-hal apakah yang paling sering kita perhatikan? Kepada siapakah telinga kita diarahkan? Perkataan siapakah yang lebih kita dengarkan? Tidak jarang, bahkan untuk mendengar sekedar berita ‘dunia’ sekalipun orang begitu serius mempersiapkan segala sesuatunya dan memerhatikan dengan cermat tanpa mau terganggu oleh apapun. Lalu, bagaimanakah sikap kita saat menerima, mendengar firman? Tuhan tidak mau kita memperlakukan firman secara biasa, atau bertindak seolah-olah sudah tahu, atau merasa sudah sering mendengarnya, dan menganggapnya hanya sebagai suatu pilihan belaka, Amien. 

Syaloom
Doa Saya Kepada TUHAN :
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibi Dalam Menjalankan Pekerjaan / Aktivitas / Kegiatan Di Hari Ini Untuk Menjadi Kemuliaan Nama TUHAN dan Sukacita Di Tengah Keluarga Bapak dan Ibu

Dan Juga
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu Diberikan TUHAN Selalu Kesehatan, Sukacita dan Kedamaian Serta Panjang Umur


Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM


Komentar

Postingan Populer