Renungan Hidup Kristen (RHK), 04 Maret 2025
1 TESALONIKA 5 : 17
“TETAPLAH BERDOA"
1 Tesalonika 5 : 17, kita diingatkan untuk ‘Tetaplah berdoa.’ Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya doa dan bagaimana seharusnya doa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita, ibarat Doa itu adalah nafas hisup kota. Karen nafas adalah hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kita. Tanpa nafas, kita tidak dapat bertahan hidup. Begitu juga dengan doa bagi kehidupan rohani kita. Doa adalah ‘nafas kehidupan’ bagi jiwa kita, yang memberikan kekuatan, kedamaian, dan hubungan yang erat dengan Tuhan.
Oleh sebab itulah kita harus berdoa, karena doa penting bagi hidup kita. Jadi Berdoa haruslah menjadi hal terpenting dalam kehidupan kita lebih dari segala pekerjaan apa pun. Sebab segala pekerjaan yang ada di dunia ini sifatnya hanya sementara saja, sedangkan berdoa adalah suatu pekerjaan yang berdampak kekekalan.
Doa adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan Tuhan. Melalui doa, kita dapat berbicara langsung kepada Tuhan, menyampaikan segala kekhawatiran, syukur, dan permohonan kita. Seperti seorang anak yang berbicara kepada ayahnya, kita diajak untuk berbicara kepada Tuhan dalam segala situasi. Doa membuka saluran komunikasi antara kita dan Tuhan, memungkinkan kita untuk merasakan hadirat-Nya secara nyata dalam hidup kita. Tanpa doa, jiwa kita akan merasa hampa dan lemah.
Dengan doa, kita mendapatkan kekuatan, kedekatan dengan Tuhan, dan kedamaian hati. Doa harus menjadi yang pertama dan utama. Jadi keliru jika kita baru ingat berdoa hanya selagi butuh atau kepepet. Juga keliru, kalau kita baru berdoa setelah usaha lain-lain tidak berhasil. Itu sama saja dengan memperlakukan Tuhan sebagai penjaga gudang. Tempatnya di pojok, dipanggil sesekali kalau lagi membutuhkan. Tetapi kalau ada apa-apa yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan, kita langsung memprotes dan marah.
Dan Doa bukan sekedar soal kata-kata, tetapi juga soal tindakan. Terwujudnya sebuah doa seringkari merupakan kerja sama antara anugerah Tuhan dan usaha kita. Percuma, misalnya, kita berdoa supaya terhindar dari pencobaan, tetapi kita terus nyerempet-nyerempet bahaya. Percuma kita berdoa supaya mendapat pekerjaan, tetapi kita tidak mau mencarinya. Percuma kita berdoa supaya orang-orang miskin ditolong, tetapi kita sendiri tidak mau menolong orang yang di depan jelas-jelas membutuhkan bantuan.
Alkitab menyatakan bahwa ada kuasa yang sangat besar di balik doa, apalagi jika dilakukan oleh orang benar. Mungkin Tuhan tidak menjawabnya dengan segera, tetapi ada saatnya nanti kita akan bersukacita melihat doa kita mendapat jawaban dari-Nya. Jangan lupa pula ada prinsip ‘saling’ dalam hubungannya yang harmonis yang berlaku dalam banyak hal dalam kekristenan. Saling mengasihi, saling membantu, saling memberkati, saling mengingatkan, dan sebagainya, termasuk di dalamnya saling mendoakan. Kuasa doa orang benar dan prinsip ‘saling’, keduanya dirangkum oleh Yakobus dengan kalimat berikut: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yakobus 5 : 16). Saling mendoakanlah, karena doa itu punya kuasa yang besar.
Saat keadaan yang kita hadapi berada di luar kemampuan dan saat kenyataan di depan kita sangat mengecewakan, berserulah kepada Tuhan di dalam doa. Oleh karena itu, sebelum kita menyalahkan Tuhan, kecewa dan menyesali Tuhan, baiknya tanyakan dulu pada diri sendiri: “Apakah kita sudah memperlakukan Tuhan dengan semestinya Kita juga harus mengerti bahwa Doa seringkali tidak melepaskan kita dari masalah, tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk menghadapi masalah itu. Tuhan Yesus tetap harus melewati jalan perderitaan, via dolorosa. Tetapi berkat doa, Dia dapat melaluinya dengan hati teguh dan dalam penyerahan diri kepada Allah Bapa-Nya di Sorga. Kalau diibaratkan sebuah ilustrasi: kita sedang berjalan, lalu di depan kita menghadang sebuah gunung yang tinggi. Doa seringkali tidak membuat gunung itu lari dari hadapan kita. Tetapi doa dapat memberi kita kekuatan untuk mendakinya.
Jangan pernah berhenti berdoa karena doa dapat mengubah segala sesuatu. Keajaiban terjadi setiap hari dan perubahan terjadi setiap saat, karena itu jangan lelah untuk berdoa. Doa yang sungguh-sungguh dinaikkan mampu membalikkan keadaan, kuasa Tuhan akan turun untuk mengubah segala sesuatu. “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu” (Yeremia 29 : 12). Untuk itu marilah kita menjadikan doa sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita, seperti kita menghirup nafas setiap hari. Dengan begitu, kehidupan rohani kita akan selalu terjaga, kuat, dan penuh dengan harapan dalam Tuhan, Amien
Syaloom
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar