Renungan Hidup Kristen (RHK), 06 Maret 2025
YAKOBUS 3 : 16
“Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat”
JAUHKAN IRI HATI DAN JANGAN MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI
Kitab Yakobus ditulis oleh Yakobus, yang ditujukan kepada para jemaat Kristen yang tersebar di seluruh dunia pada masa itu. Yakobus menulis surat ini dengan tujuan memberikan nasihat praktis dalam menjalani kehidupan Kristen sehari-hari. Dia menyoroti berbagai isu, termasuk pengendalian lidah, perlakuan terhadap orang miskin, iman yang hidup, dan pentingnya perbuatan sebagai bukti iman yang sejati. Latar belakang historisnya mencakup periode awal gereja Kristen, di mana para pengikut Yesus tersebar luas dan menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. untuk menghadapi masalah-masalah tersebut dan hidup sesuai dengan ajaran Kristus dan menyatakan bahwa perasaan iri hati, mementingkan diri sendiri, memegahkan diri. Dengan cara hidup itulah kita mampu menghasilkan damai sejahtera dalam kehidupan. Jadi Tuhan memanggil kita untuk menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain, bukan lagi hidup untuk diri sendiri atau mementingkan diri sendiri (egois).
Mengapa kita tidak boleh menjadi orang Kristen yang egois atau mementingkan diri sendiri ? Karena dari sifat ini akan timbul kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Kita tahu bahwa orang yang egois akan melakukan apa saja demi mewujudkan apa yang diinginkan, tidak peduli hal itu menyakiti atau mengorbankan perasaan orang lain. Bila sifat egois atau mementingkan diri sendiri terus dipelihara, maka dalam dirinya akan timbul sifat baru yaitu kikir alias tidak punya kemurahan hati terhadap orang lain. Ini sangat bertentangan dengan firman Tuhan! Padahal Alkitab menegaskan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Lukas 6 : 36). Dikatakan pula, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” (Matius 5 : 7).
Mementingkan diri sendiri. Orang yang mementingkan diri sendiri adalah orang yang menjadukan dirinya sebagai pusat dan tidak tidak mempedulikan orang lain. Ia lebih mengutamakan kepentingan dan perasaannya sendiri. Itulah sebabnya ia tidak akan segan-segan berbuat hal-hal yang jahat. Itulah sebabnya pekerjaan menjadi terbengkalai, kacau, dan banyak masalah. Buang sifat egois atau mementingkan diri sendiri dan hiduplah sebagai orang-orang Kristen yang punya kemurahan hati (tidak kikir), sehingga hidup kita berkenan kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain; untuk itulah kita dipanggil. Jadi Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya memiliki kemurahan hati, bukan kikir.
Dan Iri hati dapat menimbulkan kekacauan dan kejahatan? Karena iri hati adalah sikap hati yang merasa kurang senang melihat kelebihan atau keberhasilan orang lain. Itulah sebabnya iri hati akan menghancurkan kehidupan orang lain, sekalipun saudara kandung atau saudara seiman sendiri (Kisah Para Rasul 7: 9). Dan Iri hati akan membuat manusia berani menyebarkan firnah atau berita bohong dan menghancurkan masa depan orang seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf (Kejadian 37 : 11 ; 38 : 18 – 28, 31 – 33). Itulah sebabnya iri hati dapat menimbulkan kekacauan dan kejahatan. Serta iri hati juga dapat menimbulkan penghujatan dan perbantahan atas kebenaran dari Tuhan (Kisah Para Rasul 13 : 45). Orang yang iri hati akan sulit menerima kebenaran karena memang di dalam diri orang ini tidak ada kebenaran. Tidak adanya kebenaran di dalam diri orang yang iri hati akan mendorongnya bertindak jahat dan menimbulkan kekacauan. Oleh karena itu, kita harus menjauhkan diri dari sikap iri hati dan mementingkan diri sendiri, supaya dapat terhindar dari kekacauan dan kejahatan. Contoh, Kekacauan dan perbuatan jahat Kain bersumber dari perasaan iri hati saat melihat bahwa persembahan adiknya diindahkan Tuhan sedangkan persembahan dia tidak.
Perasaan iri tersebut kemudian membuahkan kebencian dan pembunuhan terhadap saudara kandungnya sendiri. Itulah bahaya dari iri hati yang sumbernya adalah nafsu/dosa yang akan menyeret kita pada perbuatan-perbuatan atau sikap yang jahat terhadap sesama kita. Dan salah satu ciri dari seseorang yang iri hati adalah tidak senang dengan keberhasilan orang lain. Kita tidak bisa bersukacita saat orang lain mendapatkan apa yang diinginkannya dan kita tidak; kita marah saat orang lain mendapatkan pujian tertentu; itulah ciri dari orang yang iri hati. Orang iri hati bahkan bisa membuat seseorang senang saat melihat seseorang jatuh dalam dosa. Jadi Kita membutuhkan yang namanya kerendahan hati untuk selalu mau belajar; belajar dari Firmaan Tuhan, dari pengalaman diri kita, dari orang pengalaman dan pengetahuan orang lain, bahkan belajar dalam segala hal yang kita lihat, Amien.
Syaloom
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar