Renungan Hidup Kristen (RHK), 12 Maret 2025
IBRANI 3 : 15.
“Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”
JANGAN KERASKAN HATIMU
Penulis Ibrani memperingatkan orang-orang Kristen Yahudi yang telah percaya kepada Yesus untuk tetap kokoh akan iman. Selaku orang Yahudi yang masih melekat pada tradisi dan penyembahan yang sudah membudaya, mereka berada di ambang kebingungan apakah tetap percaya kepada Yesus atau kembali pada keyakinan lama mereka. Atas dasar inilah penulis Ibrani menasihati agar mereka waspada, supaya di antara mereka jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya. Penulis Ibrani memberi gambaran tentang leluhur mereka di padang gurun yang menguji Tuhan. Sekalipun mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan dan telah menyaksikan banyak perbuatan ajaib Tuhan, tetapi karena hati mereka sesat, mereka tidak mengenal jalan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan murka dan tidak membiarkan mereka masuk ke Tanah Perjanjian. Melalui gambaran inilah orang-orang Kristen Yahudi itu diyakinkan untuk tetap kokoh pada imannya kepada Yesus dengan tidak menjadi tegar hati karena tipu daya dosa, sebab mereka telah beroleh bagian di dalam Kristus.
Firman Tuhan dalam Surat Ibrani 3 : 15, menyatakan: “Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”.
Mengeraskan Hati adalah salah satu bentuk perlawanan. Jika hati mengeras maka sulit menerima pembaruan. Bangsa Israel adalah bangsa yang terkenal dengan bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala, dan berkepala batu (Keluaran 32 : 9 ; Yesaya 48 : 4). Berkali-kali Tuhan bermaksud memimpin mereka dalam kebenaran, tetapi mereka selalu menyimpang. Mereka telah lama hidup dalam perbudakan, bahkan mereka mulai kurang mengenal jati diri mereka. Ketika Allah mengeluaran mereka dari tanah perbudakan, mereka justru curiga bahwa Tuhan hanya akan membinasakan mereka di padang gurun. Mereka lebih memilih hidup dalam perbudakan daripada menjadi orang yang merdeka; hal ini tampak dari segala keluh kesah mereka yang disampaikan kepada Musa (Bilangan 11 : 5).
Oleh sebab mereka tidak taat pada perintah Allah, maka Dia tidak mengijinkan mereka masuk ke tempat perhentian-Nya. Allah tidak berkenan dan tidak mengijinkan mereka masuk ke Tanah Kanaan. Mereka tidak diperkenankan oleh Allah masuk tanah perjanjian yang sudah dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang mereka dengan sumpah. Firman Tuhan dalam Nats ini mengingatkan bahkan menegor orsng yang terus mengeraskan hati, tidak mau mendengar Firman Tuhan dan tidak taat melakukan kehendak Tuhan Karena orang yang mengeraskan hati adalah orang yang jiwanya masih terikat oleh hawa nafsu duniawi dan materi. Jiwanya dikuasai dan dikendalikan keinginan daging dan keangkuhan. Hati mereka dipenuhi oleh pikiran yang cemar, jahat dan kotor. Ini akan tercermin dalam kehidupannya yang tidak diwarnai dengan kasih Kristus. Apa yang diperbuat adalah cerminan hati (Amsal 4 : 23).
Rasul Paulus mengatakan bahwa apabila pada jaman dahulu pernah dikatakan: “pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman,” Bahwa apabila kita masih dapat mengatakan “hari ini”, janganlah kita mengeraskan hati. Janganlah kita keras kepala seperti orang yang marah besar. Janganlah kita membawa diri kita ke dalam kemarahan atau kegeraman. Janganlah kita dendam, dengki, iri hati dan sombong. Tetapi sebaliknya, jadikanlah diri kita menjadi pribadi yang rendah hati, lemah lembut, sabar, saling memaafkan, saling mengasihi, saling menolong dan menguasai diri.
Sekali lagi, jangan keraskan hatimu, milikilah hati yang mau mendengar dan taat akan firman AllaSaudaraku kekasih, ada banyak ilmu pengetahuan yang kita ketahui saat ini, ada banyak teknologi yang dapat membantu kita saat ini, ada begitu banyak yang dapat memberikan kita penghiburan. Tetapi hanya firman Allah yang kekal untuk menuntun kita ke dalam kehidupan yang kekal.
Ada berapa banyak yang mempunyai status di kartu tanda penduduk sebagai warga Kristen tetapi sikap dan tingkah lakunya masih jauh dari sikap Kristiani. Orang Kristen adalah orang yang percaya akan Yesus Kristus tentunya memiliki jiwa yang rindu mendengar firman Allah. Secara bukti saat ini bahwa orang Kristen sudah menurun tingkat mendengarkan firman Allah di gereja, di lingkungan, dikeluarga. Buktinya adalah dari seluruh jumlah kepala keluarga disatu gereja, yang hadir di dalam ibadah di gereja rata-rata hanya 50% dari jumlah jemaatnya. Itu artinya masih ada setengah lagi yang tidak mau mendengar dan malas mendengar firman Allah di gereja. Padahal tugas kita adalah selalu mendengar nasihatnya agar tetap kuat dan tangguh menghadapi tantangan. Oleh karena itu, janganlah keraskan hatimu dengan kegeraman tetapi lembutkanlah hatimu untuk menerima firman Allah didalam hidupmu. Amin
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar