Renungan Hidup Kristen (RHK), 14 Maret 2025

1 KORINTUS 16 : 14
“Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam KASIH”

LAKUKANLAH SEGALA PEKERJAANMU DALAM KASIH

Dalam ayat-ayat penutup dari suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus kembali kepada tema mengasihi Allah dan mengasihi sesama sebagai tujuan utama orang percaya: “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!” (1 Korintus 16 : 14). Ini merupakan Kalimat Perintah dengan menekankan adanya Kasih. Jadi Paulus berulang kali menekankan prinsip ini kepada jemaat di Korintus agar mereka selalu ingat untuk menjadikan kasih sebagai tujuan tertinggi mereka (1 Korintus 14 : 1). Kasih kepada Tuhan dan sesama manusia harus mengilhami dan mengatur segala sesuatu yang dilakukan. Karena Jemaat Korintus bukan tipikal jemaat yang pasif. Mereka sangat bergairah. Hanya saja, antusiasme mereka tidak dibarengi dengan kasih. Sebagai contoh, mereka sangat mengejar karunia roh. Namun, yang digandrungi adalah karunia bahasa roh yang hanya membangun diri sendiri (jika tidak ada penerjemahnya). Sayangnya, jemaat Korintus justru kekurangan hal itu.

Kasih membutuhkan komitmen tanpa syarat kepada orang yang dikasihi. Dalam perintahnya untuk membiarkan segala sesuatu dilakukan dengan kasih, seolah-olah Paulus menengok ke belakang untuk mempertimbangkan segala sesuatu yang telah ia sampaikan dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Di antaranya, ia telah membahas tentang perpecahan dan pertengkaran di antara anggota jemaat (1 Korintus 3), tuntutan hukum di antara orang percaya (1 Korintus 6 : 1 – 8), sikap mementingkan diri sendiri di meja perjamuan kudus (1 Korintus 11 : 17 – 34), iri hati terhadap karunia-karunia rohani (1 Korintus 12 – 14), dan penyembahan yang tidak teratur (1 Korintus 14 : 26 – 40). Paulus ingin menekankan dan mengingatkan jemaat Korintus bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan harus disertai dengan kasih.

Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih, artinya kasih Tuhan yang tak bersyarat tinggal di dalam diri kita melalui hubungan kita dengan Yesus Kristus. Kasih Tuhan menjadi kekuatan yang tak tergantikan dan motivasi pendorong di balik segala sesuatu yang kita lakukan. Di mana pun kita berada dan dengan siapa pun kita berada, kita terdorong oleh kasih, memupuk kasih, mengejar kasih, dan menunjukkan kasih. Ketika hati kita penuh dengan kasih Allah maka apapun yang kita lakukan pasti penuh damai dan sukacita. Apapun yang kita kerjakan baik tentang waktu, tenaga, harta, kepintaran, jabatan, pekerjaan, kemampuan, dan pelayanan, kita menjadi berkat bagi orang lain, sehingga kasih Kristus bisa terus mengalir deras. Kita menjadi saluran kasih-Nya bagi sesama melalui hidup kita.

Disini Rasul Paulus menekankan, “Apakah Anda melakukan semua pekerjaan Allah dalam kasih ?”. Dia tidak mengatakan hanya beberapa dari pekerjaan Anda, tetapi semua pekerjaan Anda. Dia juga mengatakan “..... tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.” (1 Korintus 13 : 3). Intinya adalah pekerjaan apa pun yang kita lakukan, merupakan suatu ibadah jika pekerjaan itu dilakukan berdasarkan teladan dari kasih Kristus: kasih yang diungkapkan untuk rekan kerja, klien, dan pelanggan.

Firman Allah kekuatan kita, dengan Firman Allah kita diingatkan agar bekerja dalam kasih dan selalu di awali dengan Doa. Setiap orang harus bekerja, aktivitas kehidupan memenuhi tugas yang dipercayakan Tuhan bagi kita. Bahwa Tuhan yang telah menyatakan kasihNya pada kita, semestinyalah juga hidup kita didasarkan pada kasih. Ketika Anda bangun untuk pergi beraktivitas, ketika Anda berada di rumah atau di sekolah, di kantor atau dimana pun kita bekerja, kita harus berdoa: “Bapa, hari ini saya ingin beribadah melalui pekerjaan saya. Saya ingin mengekspresikan talenta yang saya miliki, saya ingin melakukannya seolah-olah aku melakukannya untuk Engkau, dan saya ingin melakukannya dalam kasih”.
Kita kerja tidak semata-mata mengutamakan kepentingan diri, tidak juga hanya memerlukan materi. Kita bekerja menyatakan panggilanNya, bahwa kebahagiaan hidup ada disaat kita berdampak kasih terhadap sesama. Dan melakukan pekerjaan pun akan menjadi tulus, sepenuh hati, jujur dan sungguh-sungguh, apabila dilakukan oleh dasar kasih. Bahwa kita terpanggil melalui pekerjaan yang kita lakukan untuk memuliakan Tuhan, menghormati dan meninggikan namaNya. Melakukan tidak untuk manusia, namun melakukan untuk Allah yang telah memberi peluang dan kesempatan. Dengar FirmanNya, imani, tetap semangat pantang menyerah, jangan putus harap (Roma 12 : 1 “Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”).

Kita perhatikan baik-baik bahwa kasih harus timbul dari dalam hati. Kasih sejati hanya bisa timbul ketika menyadari betapa Kristus sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Alkitab pernah bersabda bahwa kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Bahkan Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Karena itu, sebagai orang percaya, kita seharusnya menjadi kasih bagi orang lain dan hidup saling mengasihi. Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yohanes 3 : 16 – 18; lihat juga 1 Yohanes 4 : 19 – 21). Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih, artinya kita mengasihi seperti Yesus, Amien.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer