Renungan Hidup Kristen (RHK), 19 Maret 2025
Nats : OBAJA 1 : 15
“Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri. “
MENUAI HASIL PERBUATAN
Kitab Obaja merupakan salah satu kitab dari 12 nabi kecil dan yang paling terkecil karena hanya terdiri dari 1 pasal dan 21 ayat, sehingga menjadi kitab paling pendek dalam Perjanjian lama. Jadi bukan bentuk fisik dari Nabi Obaja yang kecil melainkan isi dari kitab ini kecil atau pendek sehingga disebut Kitab yang terkecil yang ditulis kira-kira tahun 570 a SM yang ditulis oleh Obaja sendiri pads masa atau waktu antara kejatuhan Yehuda saat diserang oleh Babel (586 SM) dan saat Babel menyerang Edom (553 SM).
Nama Obaja mempunyai arti dalam bahasa Ibraninya adalah “Ebed YHWH” yang berarti Hamba TUHAN dan dia seorang nabi yang setia kepada Allah dan memasrahkan dirinya secara total kepada Allah artinya ia menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk dipakai Allah dan melakukan kehendak-Nya. Dan Ciri khas dari Kitab Obaja adalah tuduhannya terhadap Edom dan hal tersebut sangat khusus dan istimewa. Edom bukan lagi “suatu bangsa di antara bangsa-bangsa”, yang akan menerima hukuman tetapi suatu musuh yang “istimewa”. Edom melebihi setiap bangsa yang menentang TUHAN dan telah menghancurkan kerajaan TUHAN yakni Yehuda sendiri. Edom merupakan bangsa yang berasal dari keturunan Esau saudara Yakub (yang boleh kita baca ceritanya dalam Kitab Kejadian 33 : 1 – 20).
Edom (keturunan Esau), dikenal sebagai bangsa yang bijaksana, kuat, dan kejam. Mereka tinggal di wilayah yang subur. Kota mereka berada di ketinggian pegunungan yang dikelilingi bukit batu dan jurang terjal, menjadikannya sulit dijangkau musuh. Semua keunggulan itu menunjang keangkuhannya sampai Edom berkata, “Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?” (ayat 3). Inilah Keangkuhan Edom dilukiskan oleh Nabi Obaja sebagai saudara yang menertawakan Yerusalem saat orang asing menjajah dan melakukan kekerasan (ayat 10, 11) dan Edom bersukacita atas kesusahan saudaranya, menari-nari dan bersorak-sorai di atas penderitaan (ayat 12), bahkan ikut menambah kemalangan dan kesusahan atas keturunan Yakub (ayat 13, 14). Edom berdiri dalam keangkuhan seakan-akan dirinya yang tertinggi di seluruh dunia.
Ketinggian hati Edom menantang Allah sehingga Allah menunjukkan kehadiran dan kuasa-Nya (ayat 2, 4, 8). Kata “Janganlah …” (ayat 12 – 14) diserukan berulang kali sebagai peringatan Allah karena “hari TUHAN” (ayat 15), yakni hari penghakiman telah dekat. Pada hari itu Edom tidak akan bisa mengagungkan dirinya lagi. Perbuatan Edom akan kembali menimpa kepalanya sendiri. Allah tak tinggal diam ketika umat-Nya ditertawakan, direndahkan, dan diperlakukan tidak adil. Allah tidak menutup mata terhadap detail kehidupan umat-Nya. Ia membalaskan karena Ia berkuasa atas penghakiman dan
penghukuman. Ini menjadi peringatan bagi bangsa Edom, sekaligus menjadi penghiburan bagi bangsa Israel bahwa Allah tidak akan selamanya diam terhadap musuh umat-Nya. Tuhan akan membuat Edom menjadi kecil di antara bangsa-bangsa dan akan dihinakan sangat (Obaja 1 : 2).
Dan jangan terjebak dalan keangkuhan hati yang menertawakan kesusahan orang lain, menganggap diri lebih hebat, meremehkan upaya orang lain bahkan menyepelekan nya atau bertepuk tangan saat orang menderita. Obaja mengingatkan : JANGANLAH DEMIKIAN. Karena dengan bersikap sombong, maka kita lupa bahwa masih ada yang lebih tinggi dari kita. Bahkan kita menjadi gelap mata, dan lupa bahwa kita adalah manusia yang memiliki kelemahan, sehingga kita menjadi lengah dan hidup kita mudah sekali hancur. Karena jika kita menyepelekan atau merendahkan orang lain maka bisa jadi kita yang direndahkan, disepelekan, atau ditertawakan karena ketidakmampuan dan ketidakberhasilan kita. Ingatlah bahwa Tuhan tidak menutup mata. Ia mengulurkan tangan-Nya, menolong yang tertindas. Tuhan itu adil, ditundukkan-Nya siapa saja yang meninggikan diri, tetapi sebaliknya, diangkat-Nya siapa pun yang direndahkan orang. Oleh karenanya, kita diajak untuk menyadari diri kita sebagai manusia yang lemah. Karena dengan demikian, kita akan menemukan Tuhan yang berkuasa atas hidup kita, kuasa-Nya akan mengalir dalam hidup kita untuk menguatkan.
Tuhan menyatakan kuasa-Nya atas manusia. Tuhan menyatakan bahwa Dialah yang memiliki kehidupan ini, dan bahwa Tuhan yang mengangkat hidup manusia, Tuhan pula yang menurunkan. Pernyataan-Nya ini disampaikan-Nya kepada orang Edom melalui Obaja, mengingat bahwa orang-orang Edom menganggap dirinya sebagai bangsa yang tidak mungkin bisa dikalahkan dan dihancurkan. Mereka begitu bangga atas kota-kota benteng mereka yang terletak di atas gunung batu yang tinggi, yang dirasa tidak mungkin bisa digapai musuh mereka. Karena kesombongan mereka itulah, maka Tuhan menyatakan kuasa-Nya atas mereka dan akan menurunkan mereka, supaya mereka tahu bahwa mereka adalah manusia yang penuh dengan keterbatasan.
Hal ini menjadi bukti bahwa kita menghormati orang lain dan menganggap mereka berharga. Kita harus belajar mengerti bagaimana orang lain seharusnya diperlakukan, apa yang mereka perlukan, dan apa yang bisa kita berikan kepada mereka. Jika kita tidak melakukan maka kita berdosa. Dan marilah kita membantu mereka yang tidak kita kenal namun yang membutuhkan pertolongan, sebab Tuhan sendiri yang mengajarkan kepada kita untuk menolong saudara kita karena adalah anak-anak Allah, Amien.
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar