Renungan Hidup Kristen (RHK), 24 Maret 2025

Nats :  YEHEZKIEL 2 : 1 – 2
“Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau.” Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku”

BANGUN DAN BERDIRI SERTA DENGARKAN SUARA TUHAN

Yehezkiel adalah anak seorang Imam yang bernama Busy. Dan ia seorang nabi yang bernubuat pada masa pembuangan. Di usia 25 tahun (597 SM), dirinya bersama dengan kurang lebih 8.000 orang dari Kerajaan Yehuda dibawa ke Babel sebagai orang buangan setelah Raja Nebukadnezar berhasil menyerang Yerusalem. Baik raja, keluarga raja, isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istana, semua orang yang gagah perkasa, para tukang, dan para pandai besi, pahlawan yang sanggup berperang, termasuk harta benda di seluruh negeri dibawa ke Babel (2 Raja-raja 24 : 10 - 17).

Lima tahun berselang, Tuhan memanggil Yehezkiel. Dalam Yehezkiel 2 : 1, kita melihat bagaimana Tuhan Allah memanggil Yehezkiel, “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau.” Tuhan menyebut, dengan panggilan: “Hai anak manusia.” Mengapa Tuhan tidak menyebut nama ? Mengapa Tuhan menyebut Yehezkiel dengan sebutan “anak manusia?” Tercatat Allah menyebut Yehezkiel “anak manusia” (ben adam) lebih dari 90 kali. Sebutan “anak manusia” sesungguhnya menunjukkan kerendahan, kelemahan Yehezkiel sebagai manusia di mata Tuhan Allah. Namun sekalipun Yehezkiel hanyalah manusia biasa, Tuhan berkenan memilih dan memanggilnya untuk berbicara atas nama-Nya kepada bangsa Israel.

Pesan yang disampaikan Nabi Yehezkiel berasal dari Allah yang diterimanya pada masa awal pembuangan, itu sebabnya Kitab Yehezkiel ini menjadi tahap baru dari nubuatan di Israel dan memiliki ciri yang berbeda dengan kitab para nabi lainnya. Yehezekiel sering dipanggil Allah dengan sebutan “anak manusia”, suatu gelar yang menitik-beratkan kerendahan Yehezekiel sebagai seorang manusia saja. Dalam melaksanakan panggilan kenabiannya, Yehezekiel banyak sekali memakai symbol dan gambaran disamping melibatkan kehidupan pribadinya sendiri. Disamping sebagai orang yang diberi kemampuan untuk melihat dan mengetahui hal yang supra-Normal, Yehezekiel adalah seorang yang tidak pernah berhenti berpikir memakai otaknya.

Dalam Perjanjian Baru, Jesus juga disebut sebagai Anak Manusia. Sebutan Anak manusia dalam diri Yesus memiliki fungsi, Ia datang dalam misi penebusan melalui penderitaan (Matius 12 : 14; 17 : 22 ; 20 : 18; Markus 9 : 31; Lukas 9 : 44). Istilah Anak manusia juga sangat menarik karena merujuk kepada mesias, yang diurapi. Jika Allah berfirman itu sekaligus menyatakan hakikat Allah.

Pada ayat 1, “FirmanNya kepadaKu….”, ini berarti Allah sendiri langsung menyatakan diriNya kepada Yehezkiel, pernyataan diriNya Sendiri yang diberikan kepada para nabi, atau kepada isi penyataan dalam keseluruhannya yang mengandung kuasa Allah dalam ucapanNya (bahasa ibrani = davar) (Yesaya 55 : 11), melaksanakan kehendak-Nya tanpa halangan, harus diperhatikan oleh para malaikat dan manusia (Mazmur 103 : 20; Ulangan 12 : 32), tetap untuk selama-lamanya (Yesaya 40 : 8), dan tak akan kembali kepada Allah tanpa digenapi lebih dahulu ( Yesaya 55 : 11).

Ini berati Allah yang transenden tidak jauh dari manusia. Lalu dikatakan “ bangun dan berdiri. Ungkapan bangun berarti sebelumnya Yehekiel tersugkur, atau bersujud, sikap ini menunjukkan sikap merendahkan diri dihadapan Tuhan. Lalu kata bangun dilanjutkan dengan kata “berdiri” Sikap berdiri merupakan sikap hormat, respon kepada Tuhan dan menujukkan sikap “siap” dalam menerima sesuatu atau pesan dari yang menyampaikan.Istilah kalimat” bangun dan bangkit” dapat juga diartinya proses transformasi dari hidup dalam perbudakan ke dalam hidup yang merdeka. Dan ini Menekankan bahwa dalam hidup manusia perlu bangkit, perlu aktif, lalu Tuhan akan memberikan kekuatan kepada manusia untuk melakukan perintahNya. Peransentral Tuhan dalam aktifitas manusia tidak biasa diabaikan.

Misi pengutusan Yehekiel sangat unik, karena ia hidup dan di utus ke tengah-tengha pembuangan, hal ini berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya. Ia diutus kepada bangsa pemberontak (goyim), istilah goyim sebelumnya tidak dipakai untuk orang Israel. Pernyataan ini sekaligus menekankan bahwa Israel telah kehilangan martabatnya sebagai umat pilihan Allah, mereka telah kehilangan identitas, jati diri sebagai umat perjanjian. Mereka telah seperti seorang anak yang memberontak terhadap Ayahnya. Pergeseran ini adalah konsekuensi dan ketidaksetiaan umat Israel kepada Tuhan. Mereka tidak lagi memeliharan kesetiaan dan kekudusan hidup.Allah menyebut mereka bangsa pemberomtak: Keras kepala (khasheh) secara hurifiah diartikan: keras, kejam, berat, keras kepala, keras, sulit, kaku leher, dan tegar hati (chazag) secara hurufiah diartikan kuat, perkasa, sakit, lebih kuat, lebih keras, terpanas, kurang ajar, keras.

Allah memanggil, menetapkan dan mengutus Yehezkiel menjadi pelayan-Nya, demikian juga dengan setiap orang percaya dipanggil, ditetapkan dan diutus untuk memberitakan firman-Nya. Tugas kita adalah memberitakan firman-Nya, entah orang lain menolak atau menerimanya. Kerinduan Tuhan setiap orang hidup menurut kehendak-Nya. Marilah kita responi panggilan Tuhan. Ada kuasa yang Tuhan berikan yaitu Roh Kudus yang akan memampukan kita untuk menjadi alat bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan menyertai dalam menyampaikan firman-Nya, dulu sekarang dan sampai selama-lamanya, Amien

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer