YUNUS 1 : 2 (Laksanakanlah Panggilan TUHAN)

Nats :  YUNUS 1 : 2 
“Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.”

LAKSANAKANLAH  PANGGILAN  TUHAN

Nama YUNUS artinya MERPATI. Dilatarbelakangi dengan Zaman dahulu burung merpati seringkali dipakai untuk MENYAMPAIKAN BERITA melalui surat yang diikatkan pada kakinya. Yunus adalah seorang Nabi Tuhan yang dipanggil khusus untuk memberitakan penghukuman Tuhan pada orang-orang Niniwe atas kejahatan mereka. “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” (Yunus 1 : 2). Niniwe Niniwe yang sangat luas, yang dijuluki ”kota penumpahan darah”? (Nahum 3 : 1, 7) dan merupakan pusat kerajaan Asyur yang didirikan oleh Nimrod seorang pemburu yang gagah perkasa (Kejadian 10 : 9 – 11) Kota Niniwe terletak di tepi timur sungai Tigris dan sekarang tepatnya berada di wilayah kota Mosul negara Irak.

 
Kejahatan penduduk Niniwe yang luar biasa telah membuat Yunus bersikap antipati terhadap mereka. Yunus berpikir bahwa ia mempunyai pilihan dalam merespons panggilan Tuhan, karena itu ia memilih melarikan diri ke Tarsis (3). Sebagai seorang yang menerima tugas untuk memberitakan firman Allah, Yunus lupa bahwa panggilan Tuhan bukanlah sebuah pilihan. Ia mempertontonkan sikap yang tidak pantas untuk dilakukan, ia lari dan meninggalkan Tuhan, ia memakai cara apapun untuk menjauh dari Tuhan, bahkan Yunus rela, berkorban dengan membayar berapapun biaya untuk pelariannya. Sungguh ironis, Yunus nabi yang takut akan Tuhan namun pada saat yang sama ia menghindar dari tugas yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Yunus berpikir dia bisa lari dan bersembunyi dari hadapan Tuhan. Dia berpikir dengan menaiki sebuah kapal bisa menjauh dari Tuhan. Yunus lupa bahwa Tuhan Maha mengetahui isi hati manusia, “Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku, Engkau mengetahui kala aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku” (Mazmur 139 : 1 – 2). Yunus juga lupa, bahwa Tuhan Mahakuasa yang sanggup melakukan apa pun yang IA kehendaki, seperti kata Pemazmur; “kemana aku dapat pergi menjauhi rohMu, kemana aku dapat lari dari hadapanMu ? Jika aku ke langit, Engkau disana, jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, disitu pun Engkau” (Mazmur 139 : 7 – 8).

Ketidaksetiaan dan ketidak patuhan Yunus ini mendapat ganjaran dari Allah. Yunus berada di dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam. Akhirnya, ganjaran dari Allah ini membuat Nabi Yunus menjadi sadar dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Di dalam doanya, Yunus mengucap syukur kepada Allah dan bukannya mengeluh atas apa yang terjadi. Di dalam doanya tersingkap nada penyesalan Yunus atas apa yang telah dilakukannya.

Tuhan memiliki tujuan yang jelas dalam setiap perintahNya, dan Tuhan memiliki hak penuh untuk menunjuk dan memerintahkan kepada siapa yang IA kehendaki. Seseorang yang dipilih Allah untuk sebuah tugas mulia, harusnya memandang bahwa itu adalah kesempatan yang indah. Itu adalah anugerah. Mengapa demikian ? Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama. Tuhan mau melibatkan kita melakukan perkerjaan yang mulia. Sangat disayangkan kalau seseorang mengabaikan perintah Tuhan, karena hanya orang bodohlah yang mau menyia-nyiakan panggilan dan perintah dari Sang Penguasa Kehidupan, yaitu Allah sendiri. Jadi merasa tidak berguna, merasa jauh dari Tuhan. Tetapi saat kita kembali kepada Tuhan, maka sukacita, kekuatan, damai sejahtera, dan segala berkatNya akan menjadi milik kita. Jangan pernah berpikir untuk lari dari tanggung jawab itu, sebab Dia akan mengejar kita dan tangan-Nya yang kuat akan mengarahkan dan menuntun kita kembali untuk menjalaninya panggilan-Nya.

Panggilan Tuhan harus dilihat sebagai hak istimewa dan kesempatan luar biasa yang dianugerahkan kepada kita. Ini bukan pilihan antara kehendak kita atau kehendak Allah. Ini memang adalah kehendak Allah. Jadi Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani-Nya, yakni untuk menyatakan maksud dan rencana-Nya atas manusia, terimalah panggilan itu sebagai sebuah kehormatan yang diberikan Allah. Ini bukan pilihan; ini kewajiban. Seperti Daud dalam Mazmur 139 : 7 – 10 yang mengakui bahwa ia tidak akan pernah dapat lari dari Tuhan. Kita semua sudah dipanggil, dipilih, diselamatkan, dan diberkati. Jangan pernah kita berpikir bahwa kita dapat lari dari panggilan Tuhan. Seperti kisah anak bungsu yang lari dari rumah Bapanya, dan keadaannya tidak semakin baik, bahkan semakin buruk. Tetapi waktu anak bungsu ini ingat kebaikan Bapanya, iapun kembali kepada Bapanya, dan ia disambut oleh Bapanya, Amien.

Syaloom
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer