Renungan Hidup Kristen (RHK), 01 April 2025

Nats  :  1 PETRUS 1 : 24 – 25 
”Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu”

FIRMAN ALLAH TETAP UNTUK SELAMANYA

 Surat Petrus menunjukkan kepada kita, bahwa orang-orang Kristen mula mula yang tersebar di Asia kecil, pada waktu itu mengalami penderitaan dan pergumulan. Mereka seringkali mengalami krisis identitas. Mereka merupakan kelompok minoritas (1 Petrus 2 : 12), yang tidak dipandang dan bahkan dianggap sebagai kaum marjinal (1 Petrus 2 : 18 “hai kamu, hamba-hamba”). Tidak ada kelebihan atau hak istimewa duniawi yang mereka miliki! Berkali-kali mereka difitnah dan dinista (1 Petrus 2 : 12 ; 3 : 16). Dan merekapun juga mengalami ketidakadilan (1 Petrus 2 : 18 – 19 ; 4 : 14 – 16). Di tengah-tengah kondisi seperti inilah surat Petrus dituliskan kepada mereka. 

Dengan harapan supaya mereka mendapatkan kekuatan dan pengharapan.
Firman Tuhan mengatakan hidup kita “seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur” artinya hidup kita penuh dengan kesementaraan. Ketakutan akan kematian karena virus sangatlah wajar dan manusiawi. Namun mau tidak mau hidup kita pasti ada akhirnya, entah cepat atau lambat. Kita tidak pernah tahu waktunya. Ayat 24 mengatakan bahwa sebagai orang-orang percaya, kita perlu mendasarkan kehidupan kita kepada firman Tuhan, karena firman Tuhan bersifat kekal, dan mampu menjamin hidup kita. Ayat 25 mengatakan: “tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.” Karena firman Tuhan berasal dari Allah Tritunggal, firman itu hidup dan akan terus bertahan sampai kekekalan. Firman Allah yang seperti apa yang mendasari kita hidup di dunia yang penuh tantangan ini? Bahwa firman Allah itu firman Allah yang bersifat kekal dan dari benih yang tidak fana, → “incorruptible / unperishable seed” → (firman yang tidak bisa rusak / busuk / mati). Firman Allah dari benih ilahi! Yaitu firman dari Allah yang hidup itu sendiri.

Petrus membandingkannya dengan singkatnya hidup dalam ayat 24. Karena, “Semua yang hidup seperti rumput dan semua kemuliaannya seperti bunga rumput; rumput menjadi kering dan bunganya gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya.” Ini adalah kutipan dari Yesaya 40 : 6 – 8 . Saat kita memasuki musim gugur di sini, kenyataan ini terlihat setiap kali kita berjalan di luar. Referensi di sini, covrtoV / chortos, adalah untuk salah satu tanaman hijau kecil yang ditemukan di ladang atau padang rumput untuk penggembalaan yang sebagian besar adalah rumput. Bunga-bunga musim semi dan musim panas telah lama layu dan embun beku yang akan segera datang akan membunuh daun-daun yang tersisa. Kehidupan di bumi ini singkat karena dapat binasa.

Jangan putus asa, tetap memandang pada salib-Nya. Di tengah kesulitan yang kita alami hari-hari ini ada Injil Kristus yang memberi kita kekuatan. Percayalah pasti ada anugerah-Nya yang akan senantiasa menopang kita bersama. Tetap berharap dan bersandar pada kekuatan Allah. Tuhan berkati. Kita berusaha sekuat tenaga untuk mencapai dan menggapai hasrat dan keinginan diri. Terkadang usaha dan upaya kita sia-sia, karena kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita. Kita tidak berusaha dan melakukannya dengan iman dan pengharapan yang tertuju kepada Allah.

Menurut Petrus, Allah telah memilih, membangkitakan dan memuliakan Kristus, sehingga melalui-Nya, iman dan pengharapan orang percaya tertuju kepada Allah. Hidup yang tertuju kepada Allah akan membuat kita menaati kebenaran. Dengan cara demikian, kita makin hidup suci. Dalam kesucian dan kebenaran, kita didorong untuk mengamalkan kasih persaudaraan kepada sesama. Mengasihi sesama dengan kasih yang tulus, ikhlas, sungguh-sungguh, segenap hati dan tanpa pamrih adalah cara hidup suci dan menaati kebenaran. Itulah citra diri dan hidup yang telah dilahirkan kembali dari benih ilahi, yang tidak fana, yaitu firman Allah yang hidup dan kekal. Berbeda dengan singkatnya kehidupan fisik, firman Tuhan bertahan, tetap, tinggal selalu, kekal, selamanya karena tidak dapat binasa. Yesus bahkan berkata tentang Hukum Musa dalam Matius 5 : 18 , “Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Tetapi bahkan setelah itu terjadi, Yesus berkata dalam Matius 24 : 35 , “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Mazmur 119 : 89 menyatakan, “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga.”
Hidup yang kita jalani dan nikmati di dunia ini adalah sementara. Petrus mengutip kesaksian Yesaya untuk memaknai hidup di dunia dan kemuliaannya sebagai suatu kesementaraan. Bagaikan rumput dan bunga rumput. Rumput menjadi kering dan bunga gugur. Namun, hidup orang beriman ditopeng oleh firman Tuhan yang kekal. Sehingga jika kita hidup kudus sesuai firman; mengasihi sesama dengan tulus ikhlas dan segenap hati maka hidup kita di dunia memang sementara, tetapi hidup kekal pun menjadi bagian kita. Hidup adalah anugerah Tuhan. Hidup adalah kesempatan untuk berbuat baik dan benar sesuai firman Tuhan. Hidup ini bermakna ketika kita ada dalam relasi dengan sesama kita. Oleh karena itu, mari kita terus melakukan hal-hal yang baik, benar dan berguna bagi sesama tanpa menyoalkan latarbelakang.

Harapan kita terletak pada firman Tuhan, karena segala sesuatu yang lain akan berlalu. Ketika Tuhan menanamkan firman-Nya yang kekal dan hidup di dalam jiwa kita, hasil dari firman itu juga kekal. Oleh karena itu, kehidupan baru yang sedang dibangun di dalam diri kita adalah kehidupan kekal yang akan bertahan lebih lama dari waktu kita di bumi ini. Kita menerima firman ini pertama-tama melalui pemberitaan Injil, kabar baik tentang apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita di dalam Yesus Kristus. Kita terus berada dalam firman ini dengan memperhatikannya setiap hari dan membiarkannya berakar dalam di dalam jiwa kita. Karena firman Tuhan yang ditanamkan, waktu kita di bumi ini bukanlah kesia-siaan, tetapi kesempatan untuk pertumbuhan rohani. Semakin besar kita tumbuh di sini, semakin besar pahala kita di dunia yang akan datang.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer