Renungan Hidup Kristen (RHK), 02 April 2025

 

Nats  :  YEREMIA 29 : 11 

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”


RANCANGAN TUHAN ADALAH RANCANGAN KEBAIKAN

 Yeremia memberikan nasehat kepada orang Yahudi yang sedang dibuang di Babel agar menyadari bahwa mereka bisa sampai ke Babel disebabkan karena dosa mereka yang tidak mentaati Allah dan mereka harus menerima realita itu. Sebab banyak orang Yahudi mengharapkan pembebasan yang segera dan hidup secara normal—membangun rumah, menikah, dan mengusahakan kesejahteraan kota di mana Allah menempatkan mereka—karena mereka tidak akan kembali ke tanah perjanjian sampai genap tujuh puluh tahun (ayat 4 – 7, 10).  Dan mereka tidak boleh mendengarkan para nabi palsu yang meramalkan bahwa masa pembuangan akan singkat waktunya (ayat  8 – 9). Sebuah pesan yang memberikan pengharapan, tapi itu hanyalah harapan palsu. Bahaya berita palsu bagi orang Israel akan terlihat setelah periode waktu berlalu, dan orang-orang melihat bahwa tidak ada yang berubah dan nubuatan nabi palsu tidak tergenapi, maka harapan orang Israel akan runtuh dan semangat mereka patah.


Yeremia memberikan nasehat agar jangan habiskan waktu untuk melakukan usaha yang sia-sia. Lebih baik mereka sadar bahwa semuanya adalah konsekuensi dosa mereka dan menerima realita sebagai kehendak Allah. Intinya Yeremia ingin mengatakan kepada mereka bahwa meskipun kalian tidak menginginkan seperti ini, dan meskipun kalian berharap untuk situasi yang berbeda, realitanya adalah bahwa kalian berada dalam situasi yang tidak akan diselesaikan dalam semalam. Sebaiknya dengan sadar dan menerima realita ini, Tuhan akan memberikan hikmat di dalam mengisi waktu yang ada dan meyakinkan mereka untuk menerima situasi tersebut dengan rasa percaya bahwa kejadian tersebut adalah rancangan damai sejahtera Allah, bukan rancangan kecelakaan. Inilah  janji yang Tuhan nyatakan melaluinya bahwa masa depan umat Israel akan dipulihkan sesuai dengan rancangan Tuhan, namun  mereka harus menunggu selama tujuh puluh tahun (Yeremia  29 : 10) akibat pelanggaran mereka. Suatu bentuk anugerah yang disampaikan mendahului masa penghukuman Tuhan terhadap ketidak-setiaan Israel. Tuhan menghukum dosa dan pelanggaran mereka, namun Ia tetap mengasihi mereka.

 

Jadi Tujuan akhir yang Tuhan rancangkan bagi umat-Nya adalah untuk suatu masa depan yang baik. Masa depan yang penuh damai sejahtera dan pengharapan. Kata “damai sejahtera” dalam ayat ini menggunakan kata “Shalom” yang berarti “sehat, utuh, dan dalam keadaan baik”. Suatu keadaan ideal yang diidamkan oleh manusia karena baik secara jasmani, rohani, maupun sosial ekonomi, semuanya baik. Inilah janji Tuhan.  

 

Ayat ini berbicara dengan sangat jelas bahwa Tuhan memiliki rancangan-rancangan      mengenai         kita,         rancangan        untuk meegaskan bahwa “Ketika Tuhan merancang sesuatu tentang hidup kita maka rancangan itu tidak akan pernah gagal, meskipun kita sering gagal!”.  Jadi di ayat 11, Yeremia mengingatkan mereka bahwa rancangan Tuhan pasti mendatangkan kebaikan. Setiap masalah yang kita hadapi hari-hari ini bukan karena Tuhan senang melihat kita susah, tapi membentuk kita agar rencana-Nya yang penuh damai sejahtera dan harapan bisa tergenapi dalam hidup kita. Hal ini menggambarkan providensi Allah yang absolut dalam hidup kita. Karena rancangan-Nya itu bergantung semata-mata pada sifat Allah yang maha kuasa dan bukan pada kemampuan kita yang menggambarkan dengan sangat kuat bahwa Allah memiliki rancangan yang jauh lebih baik, lebih indah, dan lebih sempurna dari apa yang kita rancangkan bagi masa depan kita.

 

Percayalah bahwa meski kita tidak selalu mengerti jalan-Nya, kita dapat yakin bahwa rancangan-Nya membawa kita pada hari depan yang penuh harapan. Mari kita belajar melihat jauh ke depan dengan keyakinan bahwa Tuhan sedang bekerja dalam hidup kita, mengarahkan kita menuju kebaikan dan damai sejahtera. Kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di masa depan. Tetapi, ada janji Tuhan yang selalu bisa kita pegang. Masa depan yang penuh pengharapan telah Tuhan sediakan bagi kita (Amsal 23 : 18).  Tuhan menghendaki agar kita memperoleh janji berkat ini. Meskipun demkian, pada kenyataannya sebagian besar dari umat Tuhan justru terlalu asik dengan tujuan-tujuan duniawinya yang membuang-buang waktu. Kebenaran ini seharusnya mendorong kita untuk mengalihkan fokus hidup kita pada rancangan-rancangan Tuhan, serta tujuan akhir yang telah Ia tetapkan bagi umat-Nya dimana “syalom” merupakan buahnya. Tidak lagi sibuk dengan rencana-renaca yang tidak berfaedah. Allah akan memberi mereka kedamaian di masa depan. Meskipun janji itu ditulis untuk orang-orang di zaman dulu, itu masih berlaku sampai sekarang. Dialah Allah ”yang memberikan harapan” (Roma 15 : 13).  Karena “Tuhan tahu apa yang Dia lakukan. Dia memiliki rencana. Dia mengendalikan rencana itu. Ada maksud Tuhan yang lebih baik. “

 

Bahkan, Dia memastikan janji-Nya dicatat di Alkitab supaya ”kita memiliki harapan” (Roma 15 : 4). Serahkanlah masa lalu yang buruk dan tidak bisa diulang lagi ke dalam tangan Tuhan, dan melangkahlah menuju masa depan yang kokoh di dalam (Yosua 1 : 9 “Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau kemanapun engkau pergi”) dan di Roma 8 : 28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”) serta tetaplah berdoa kepada Tuhan (Yeremia 33 : 3 “Berserulah kepadaKu, maka aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui”),  Amien.

 

TUHAN  MEMBERKATI  Bapak  dan  Ibu

Teriring  Salam  &  Doa :

Pdt. Martahi  Oloan  Siahaan,  STh,  MM

Komentar

Postingan Populer