Renungan Hidup Kristen (RHK), 03 April 2025

Nats  :   HOSEA 6 : 3
“Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” 

BERUSAHAA SUNGGUH-SUNGGUH MENGENAL TUHAN

 Latar belakang kitab Hosea ini adalah tentang bagaimana Allah melalui nabi Hosea memanggil orang Israel supaya bertobat dari jalan-jalannya yang sekehendak hati mereka, yaitu melakukan penyembahan berhala dan perbuatan kefasikan yang tidak kunjung berhenti, sebelum akhirnya menyerahkan bangsa Israel kepada pembuangan di wilayah utara. Nabi Hosea mencoba mengingatkan bangsa Israel akan sifat dan kebaikan Allah yang kerap kali disalahmengerti. Setelah kejatuhan mereka akan berbagai pelanggaran akibat kedegilan hati mereka sendiri, mereka menyangka bahwa Tuhan sudah tidak lagi menyayangi mereka. Akibatnya, bertambah-tambah lagilah mereka akan segala kejahatannya. Memang pengenalan mereka akan Tuhan begitu dangkal. Seringkali Tuhan dianggap seolah-olah seperti tidak ada, sehingga mereka berbuat apa yang mereka pikir baik menurut pandangan mereka sendiri atau salah menafsirkan perbuatan Tuhan. Mereka mengaku memiliki Tuhan, namun mereka tidak tahu memerlakukan Tuhan dengan benar bahkan mereka tidak menyadari bahwa Allah tetap mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya yang kerap tidak setia ini dan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatannya.

Memeiliki pengenalan yang benar akan Tuhan adalah bukti bahwa kekristenan kita mengalami pertumbuhan menuju kedewasaan, sehingga kita mengerti dan memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Banyak yang merasa bahwa sudah mengenal Tuhan dengan baik, padahal Dia belum tentu mengenal kita, karena hanya “…orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.” (1 Korintus 8 : 3). Karena Mengenal itu berbeda dengan sekedar ‘tahu’ atau tahu itu belum tentu mengenal.

Ada perbedaan besar antara mengenal dan sekedar tahu tentang Tuhan. Kata “berusaha sungguh-sungguh” mengenal Tuhan (Ibr. Radaph= to pursue/to chase) menekankan agar orang percaya demi mengenal Tuhan harus melakukan sebuah pengejaran yang sungguh-sungguh. Ketika kita mengenal seseorang berarti kita mengetahui orang itu secara detail: alamat tempat tinggalnya, keluarganya, pekerjaannya atau pendidikannya, kesukaannya atau hobinya, bukan sekedar tahu namanya. Begitu pula tentang pengenalan kita akan Tuhan. Untuk dapat mengenal dan dikenal oleh Tuhan, kita perlu mengambil waktu untuk bersekutu dengan Tuhan secara pribadi. Kita harus membangun kekariban dengan Dia setiap waktu, sebab “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25 : 14).

Dari dulu manusia ingin mengenal Allah secara fisik sehingga manusia menggunakan berbagai cara untuk bisa mengenal-Nya, salah satu cara yang dipakai manusia adalah membuat patung untuk disembah (Ulangan 4 : 15 - 17 ; Roma 1 : 23). Cara ini tidak menyenangkan Allah karena Allah itu Roh dan tidak bisa disamakan dengan ciptaan yang lain, sehingga Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran (Yohabes 4 : 24). Untuk mengenal Allah bukanlah dengan cara mempersonifikasikan Allah dalam wujud patung atau benda yang lain, karena Allah telah memberi manusia cara untuk mengenal-Nya, yaitu: Melalui ciptaan / alam semesta (Mazmir  19 : 2 - 3) agar manusia dapat mengenal Allah melalui buah karya-Nya di alam semesta ini. Dikatakan bahwa melalui langit dan cakrawala (alam semesta) manusia dapat melihat keagungan dan kemuliaan Tuhan dan mengetahui bahwa betapa hebatnya Tuhan itu.

Begitu juga di Perjanjian Baru, Ketika Yesus melakukan pelayanan bersama murid-muridNya di daerah Kaisarea (Filipi), Dia bertanya kepada mereka tentang siapa sebenarnya Anak Manusia itu. Ada yang menjawab Anak Manusia itu adalah Yohanes Pembaptis, Elia dan ada pula yang mengatakan Dia adalah Yeremia atau salah seorang dari para nabi. Ternyata murid-muridNya tidak mengenal siapa Dia sesungguhnya, padahal mereka selalu ada di dekat Yesus dan menghabiskan waktu bersamaNya. Tetapi Petrus dengan tegas menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16 : 16). Akhirnya Yesus berkata kepada Petrus, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 16 : 17). Ada begitu banyak orang yang hanya sekedar tahu rupa dan nama, namun tidak tahu siapa dia sesungguhnya.

Sama halnya dengan Tuhan Yesus, ada begitu banyak orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus bahkan ngaku-ngaku pengikut Kristus, namun tidak mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Tuhan sangat mengenal kita, dan Tuhan ingin kita mengenal-Nya. Jadi Jika seorang mau mengenal Allah dengan sungguh-sungguh, maka ia memperoleh janji dan berkat terbaik dari Allah. Ketika kita mempunyai hubungan yang erat dalam kita mengenal Tuhan maka kita akan mengalami kejutan-kejutan berupa perkara-perkara besar yang tidak terduga. Sesuatu yang tidak terduga seringkali datang disaat yang tidak terduga. Sesuatu yang bukan hanya menyenangkan hati saja, melainkan sesuatu yang berharga dan indah. Kita dapat juga melihat pernyataan ini dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus, (Efesus 3 : 20, “Bagi DIAlah yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, sepertiyang ternyata dari kuasa yang bekerja dalam kita.”). Dan Tuhan tidak pernah meninggalkan orang yang sungguh-sungguh mengenal-Nya. Tuhan akan melimpahkan berkat-Nya, serta Dia akan memberikan pertolongan pada waktunya. Allah berkata, “Carilah Aku, maka kamu akan hidup” (Amos 5 : 4). Karena itu saudara-saudara, marilah kita sungguh-sungguh mencari dan mengenal Tuhan agar kita bisa lebih dekat kepada-Nya.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer