Renungan Hidup Kristen (RHK), 07 April 2025

Nats  :   AMOS 5 : 14
“Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan”

CARILAH YANG BAIK SUPAYA KAMU HIDUP

Nama Amos berarti “Penanggung Beban”. Ia lahir di Tekoa, wilayah Yehuda (Selatan). Ia dipanggil Tuhan untuk berkarya di wilayah Israel (Utara). Pekerjaannya adalah penggembala domba (bahasa Arab yaitu “Nagad”) khusus di wilayah Arab yakni domba yamg sangat mahal bulunya. Amos juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu: Pemetik buah Ara hutan. Ternyata ada buah Ara, tetapi juga buah Ara hutan. Khusus buah ara hutan, itu biasanya hanya dibeli oleh masyarakat yang kurang mampu, dari kalangan kelas bawa karena harganya relatif murah.
Amos datang dari kelompok kelas bawa, yang melihat dan mengalami ketidak keadilan berlapis yang tumbuh subur dalam masyarakat waktu itu. Namun saat Tuhan memanggil Amos, untuk memberi peringatan kepada Israel tentang praktek ketidakadilan, ia dengan lantang bersuara, ia bersuara dari komunitas akar rumput, mengkritik para elit dan penguasa pada masa itu untuk menegakkan kembali keadilan yang patah. Saat Tuhan memanggil Amos untuk bernubuat pada masa pemerintahan Raja Yerobeam II Kerajaan Israel Utara yaitu Samaria pada awal abad ke-8 SM untuk bernubuat ke Kerajaan Utara dengan ucapan nubuatannya tentang memberitakan firman Allah dimana seruan Nabi Amos adalah mengajak bangsa tersebut bertobat dan melakukan keadilan serta beribadat dengan benar supaya Allah bermurah hati terhadap mereka. Adapun ucapan nabi Amos karena ia melihat keadaan Israel Utara berada pada keadaan yang tidak benar karena kehidupan pada waktu itu dikuasai oleh orang-orang kaya yang dapat kemakmuran dan kesejahteraan sementara orang-orang miskin mengalami penindasan.

Oleh karena keadaan tersebut membuat nabi Amos terdorong keras untuk menyampaikan bahkan memberanikan diri berbicara tentang segala yang terjadi pada kerajaan Israel Utara masa kepemimpinan raja Yerobeam yaitu Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan (Amos 7 : 11). Walaupun berat keadaan pemberitaan Nabi Amos pada masa itu ia tetap menyampaikan bahwa orang-orang Israel Utara harus mencari segala yang baik bukan yang jahat (Amos 5 : 14 – 17).

Amos memperingatkan : (1) agar umat-Nya mencari yang baik dan jangan yang jahat (ayat 14 a). Mencari yang baik berarti melakukan yang baik yaitu yang berkenan kepada Tuhan. Konsekuansi dari mencari atau melakukan yang baik adalah: supaya kamu hidup (ay.14b) dan terus mengalami penyertaan Tuhan. (2) membenci yang jahat dan mencintai yang baik (ay.15a). Amos menegaskan peringatannya, “janganlah mencari Betel; carilah Tuhan.” Sekarang mereka tidak hanya “melakukan yang jahat,” tetapi mereka “mencarinya” dengan tekun; mereka tekun melakukannya, dan dengan demikian, mendatangkannya pada diri mereka sendiri; mereka mencarinya dan penyebabnya. Orang-orang “tidak dapat mencari yang baik tanpa terlebih dahulu menyingkirkan yang jahat, seperti yang tertulis, ‘berhentilah melakukan yang jahat, belajarlah untuk berbuat baik’ (Yesaya 1 : 16 – 17) .” “Kamu tidak dapat melayani Allah dan Mamon.” Dia meminta mereka untuk menggunakan ketekunan yang sama dalam mencari yang baik yang sekarang mereka gunakan untuk kejahatan. Carilah juga secara menyeluruh, tidak mencari yang satu saat baik, yang lain, jahat, tetapi sepenuhnya baik, dan Dia yang Baik. Membenci yang jahat berarti menjauhkan diri dari segala yang tidak berkenan kepada Tuhan, sebaliknya mencintai yang baik berarti melakukan segala yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan. Carilah yang baik dan bukan yang jahat – yaitu, dan “janganlah mencari yang jahat.”

Bagaimana mungkin seseorang mendapatkan kebaikan jika dalam hidupnya terus melakukan kejahatan? Bagaimana mungkin Tuhan memberkati umatNya sementara tangan mereka penuh dengan darah dan hati mereka melakukan kejahatan. Jika kita melakukan hal yang baik saja belum tentu menguatkan Hal yang baik. Apalagi jika umat Allah melakukan kejahatan, jauh dari Tuhan, membiarkan pemerasan dan kesewenang-wenangan dalam praktek kehidupan sehari-hari. Mencari Allah dan mencari yang baik merepresentasikan dua dimensi dari agama sejati, yang bukan sekadar ritual. “Yang baik” menunjukkan pada apa yang menyenangkan Allah.

Janji tentang hidup dan penyertaan Tuhan disampaikan-Nya kepada orang yang mau mencari dan melakukan yang baik. Itu sangat terbukti dalam perjalanan kehidupan ini. Manusia menginginkan yang baik dalam hidupnya. Meskipun demikian masih saja ada orang yang melakukan kejahatan. Hal itu terbukti dengan munculnya berbagai kejadian yang merugikan bahkan mengorbankan orang lain. Segala bentuk kejahatan tidak akan pernah membuahkan hal yang baik. Melakukan yang baik dalam hubungan dengan sesama akan menjadikan hubungan itu terjalin dengan erat dan akan membuahkan sukacita serta damai sejahtera. Sukacita dan damai sejahtera inilah yang dapat menjadikan hidup punya makna bahwa dengan menikmati sukacita serta sejahtera menjadi tanda bahwa disitulah penyertaan Tuhan. Dengan demikian setiap orang yang mau hidup dan ingin menikmati penyertaan Tuhan, maka harus menjauhkan dirinya dari segala yang jahat. Sebab segala yang jahat itu bertentangan dengan kehendak Tuhan dan dibenci oleh Tuhan. Karena itu lakukanlah yang baik dan lupakan yang jahat agar hidup kita benar dalam pandangan Tuhan. berarti melakukan apa yang berkenan bagi Allah. Band Matius 6 : 33 “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” Siapa yang meminta akan memperoleh, siapa yang mencari akan menemukan, siapa yang mengtuk maka pintu akan dibukakan baginya. (Lukas 11 : 10; Matius 7 : 7).

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer