Renungan Hidup Kristen (RHK), 10 April 2025

Nats  :   EZRA 9 : 15
“Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu.” 

MENGAKU DOSA MENDATANGKAN BERKAT

Ezra adalah seorang keturunan Harun, oleh sebab itu Ezra adalah seorang iman. Alkitab sendiri yang menyebut Ezra sebagai seorang iman Isrel (Ezra 7 : 11). Ezra juga seorang ahli kitab/ahli hukum Taurat Musa (Ezra : 7 : 6). Dialah ahli Taurat Yahudi yang pertama. Ezralah yang berupaya mengembalikan ibadah dan penyembahan hanya kepada Allah Israel.

Ezra ingin mereka bertobat, kembali kepada Tuhan yang sudah begitu baik kepada mereka. Dan tentunya, Ezra ingin agar bangsa ini tidak dibuang lagi karena dosa-dosa mereka. Perilaku bejat yang telah dilakukan oleh umat pilihanNya, membuat Ezra menjadi sangat malu dihadapan Allah (ayat 3). Ezra menyesali perbuatan dosa yang bangsanya telah lakukan kepada Allah. Karena itulah, ia memohon agar Tuhan Allah, menunjukkan belaskasihan kepada umatNya, melalui doanya, setelah semuanya sudah terjadi (ayat 6). Bahkan Ezra mengakui, bahwa dosa bangsanya, sudah terjadi sejak zaman nenek moyang mereka (ayat 7). Karena itulah, Ezra kemudian menegaskan kepada bangsanya, bahwa mereka harus meninggalkan perilaku yang melahirkan kekejian bagi Tuhan, sehingga mendatangkan penghukuman. Ezra mengingatkan dan menyadarkan umat Israel, akibat dari perbuatan yang jahat dan sangat tidak disukai Allah, agar Tuhan Allah kembali peduli dan mengubah penderitaan yang mereka alami, dengan suasana yang mendatangkan damai sejahtera dalam kehidupan mereka. Ezra ingin bangsa pilihan Tuhan ini, dapat hidup dalam kebenaran Tuhan. Ezra mengakui kesalahan bangsanya kemudian dilanjutkan dengan pengakuan secara bersama-sama karena kesalahan yang fatal yang dilakukan umat Israel mendorong Ezra berkabung dan memohon pengampunan kepada Tuhan dengan doa yang diungkapkan Ezra yang mewakili bangsanya kepada Tuhan (ayat 9 – 15).

Ezra merangkum dosa dan kesalahan Israel sekembalinya mereka dari pembuangan bagaimana mereka hidup sebagai bangsa yang tidak melakukan Firman Tuhan, dan bahkan menentang nabi-nabi Tuhan. Untuk itu ia meminta kepada umat Israel yang ada bersama dengan dia untuk berlaku benar. Ezra menyatakan bahwa sebenarnya mereka tak sanggup untuk menghadap Tuhan dalam keadaan mereka (Ezra 9 : 15 “Ya TUHAN, Allah Israel, Engkau maha benar, sebab kami masih dibiarkan tinggal sebagai orang-orang yang terluput, seperti yang terjadi sekarang ini. Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu”). Tentu Tuhan bukanlah Tuhan yang menghukum tetapi Maha Pengasih dan Penyayang kepada umat Tuhan.

Doa pengakuan Ezra ini mengingatkan, mengajar, dan memurnikan semangat pembaruan sebagai umat pilihan. Disini Ezra mengajar kita berpikir dari sudut pandang kebenaran dan kesucian Allah. Sebelum bertindak, seharusnya seorang pemimpin memikirkan resiko dan dampak yang akan diterima oleh rakyatnya. Jangan karena contoh yang tidak baik membuat rakyat ikut meniru perilaku yang buruk. Jangan karena contoh yang tidak baik membuat rakyat ikut meniru perilaku yang buruk. Jika seorang pemimpin telah melakukan kesalahan, sepatutnya ia berani meminta maaf di hadapan rakyatnya. Mengaku dosa di hadapan Tuhan dan segenap bangsa adalah awal menyelesaikan persoalan.

Hidup yang kita dapat jalani sampai dengan saat ini, sebenarnya merupakan Anugerah Tuhan yang Luar biasa. Sebab itu, kita patut bersyukur, bahwa kita dapat menikmati kebersamaan dengan anggota keluarga kita, bersama dengan orang lain yang ada disekitar kita. Tuhan Yesus selalu memperlihatkan kesetiaanNya kepada kita. DIA tetap memberkati kita, menyediakan berbagai keperluaan hidup kita. DIA menjaga seluruh anggota keluarga kita dalam aktivitas pekerjaan masing-masing orang. Luar biasanya, Tuhan yang kita sembah. DIA selalu ada dalam setiap waktu dan kesempatan. Ketika kita sedang bersedih atau berduka, DIA dengan caranya memberikan kekuatan dan penghiburan. Tuhan Yesus hanya selalu ingin mendengar dari kita, permohonan belaskasihan yang kita sampai kepadaNya. Sebab dengan permohonan tersebut, DIA mengetahui bahwa sebenarnya kita membutuhkan kehadiranNya. Pengampunan dosa akan selalu diberikan kepada kita, asal kita mau berseru dan memohon belaskasihan kepada Tuhan Yesus. Dan DIA yang empunya belaskasihan, akan menganugrahkan pengampunanNya kepada kita. Karena, Tuhan Yesus ingin kita mengakuiNya sebagai Sang Mala Pengampun yang memiliki belaskasihan. Itulah Tuhan Yesus yang kita sembah.

Jika saat ini kita sedang mengalami proses Tuhan, hidup kita didera berbagai masalah dan kesukaran akibat kesalahan yang kita perbuat, ingatlah bahwa Tuhan tidak membenci apalagi meninggalkan kita. Proses yang Tuhan ijinkan merupakan bentuk didikan dan wujud kasih-Nya kepada kita. Datanglah kepada-Nya dengan hati hancur, akui kesalahan yang telah dilakukan dan mohon pengampunan-Nya. Dia pasti akan mengampuni dan memulihkan hidup kita karena Dia Bapa yang begitu mengasihi kita anak-anak-Nya (1 Yohanes 1 : 9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”). Setelah menerima pengampunan-Nya, jalani hidup dengan bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan firman-Nya. Percayalah, akan datang waktunya Tuhan memulihkan keadaan kita, sehingga menjadi baik kembali bahkan lebih baik dari keadaan kita sebelumnya. Tetaplah sabar dan tetap melekat kepada-Nya karena hidup kita mengakui dosa dan kesalahan kepada Tuhan akan mendatsngkan Berkat.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer