Renungan Hidup Kristen (RHK), 11 April 2025


Nats  :   TITUS 2 : 7
“Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu”

MENJADI TELADAN BAGI SEMUA ORANG

Renungan Hidup Kristen (RHK) hari ini ialah nasehat yang disampaikan Paulus (dalam suratnya) kepada Titus, supaya Titus menjadi teladan bagi orang lain, bukan dalam hal berbuat salah atau berbuat dosa, melainkan menjadi teladan dalam berbuat baik. Nasehat ini diberikan Paulus kepada Titus, mengingat Titus sebagai umat Kristen, berhadapan dengan banyak tawaran dan godaan, Titus mengemban satu tugas pelayanan yang cukup berat sekaligus penting dan strategis. Dia harus melayani semua orang, orangtua maupun anak muda, suami, isteri dan siapa saja. Titus jangan mengandalkan mengajar dengan mulutnya (Unang holan hata), tetapi menuntun dengan cara hidup yang baik dan benar bagi bagi laki-laki yang sudah tua, maupun pada perempuan-perempuan yang sudah, pemuda, dan semua orang. Inilah pola pelayanan yang harus dilakukan Titus menurut Paulus yakni (meminta Titus) agar mengutamakan (mengembangkan) hendaknya jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaran. Pengajaran yang menunjukkan pelayanan Titus ke jemaat menjadi teladan melalui pengajaran yang disampaikan dalam pengajaran yang jujur. Apa yang diajarkan oleh Titus harus juga dilakukan oleh Titus sendiri, misalnya pada pengajaran Firman tentang: “Jangan berbohong sementara ia sendiri masih suka berbohong ?” Inilah pengajaran yang, sungguh-sungguh serius dan tegas. Apa yang diajarkan kepada jemaat haruslah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Jika memang masih ada dosa dalam jemaat misalnya “dosa personal” atau komunitas, seorang hamba Tuhan yang baik/jujur, ia harus berani menegur “perlakuan dosanya” tanpa takut kepada si jemaat (berpengaruh) yang ditegur dan bukannya justru membiarkan! Jemaat harus dibawa naik ke level pemahaman bahwa sudah saatnya mereka mengiring Tuhan dengan sungguh-sungguh, supaya tidak bermain-main dengan perilaku dosanya.

Pemberitaan di sini menunjukkan pelayanan ke luar jemaat, yaitu memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum mengenal kasih Kristus. Pemberitaan yang dilakukan haruslah pemberitaan yang sehat, yaitu yang berdasarkan kepada kebenaran Firman Tuhan dan ajaran-ajaran yang benar. Fokus pemberitaan Injil haruslah terletak pada Injil itu sendiri, kepada kasih Allah dan pengorbanan Kristus, dan bukan fokus kepada sang pemberita Injil atau pada hal-hal lainnya.

Melalui firman Tuhan yang kita baca hari ini, kita semua diminta untuk tetap berbuat baik dan jangan sampai kendur berbuat baik apalagi berlindung dibalik pembenaran diri sendiri. Kita juga diminta untuk menjadikan diri sendiri sebagai teladan, yaitu tetap melakukan kebaikan. Ketika ada orang lain yang memancing kita untuk tidak setia dalam perbuatan baik, maka firman Tuhan hari ini menjadi sebuah pengingat bagi kita untuk kembali menguasai diri. Lawanlah segala kejahatan dan pengajaran yang salah! Ketika kita tetap setia pada teladan yang baik, ingatah Tuhan akan berdiri bersama kita membela dan menjatuhkan lawan kita
Menjadi ”teladan”, artinya ada sesuatu yang harus ditiru, dicontoh tentang hal-hal-hal yang baik. Tanpa teladan, maka seseorang akan meruntuhkan dengan tangan yang satu apa yang dia bangun dengan tangan lainnya. Pada maksud ini, menjadi teladan (Titus yang masih muda): ia dituntut menjadi seorang hamba Tuhan yang “matang, dewasa dalam sikap/karakter (paripurna)”. Keteladanan juga disinggung jauh sebelumnya dalam kitab Ulangan untuk dilakukan oleh para orang tua. Ketika pesan “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:7) diberikan, setelahnya ditambahkan pula keharusan untuk mengaplikasikan itu ke dalam kehidupan sehari-hari yang mampu memberikan teladan. “Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.” (ayat 8 – 9). Ini adalah hal yang harus mengikuti setiap kehidupan anak-anak Tuhan. Kita tidak akan pernah cukup menyampaikan saja, tetapi terlebih pula harus mampu menunjukkan secara langsung melalui keteladanan lewat kehidupan kita.

Mengajarkan dengan kata-kata dan memberi contoh/teladan, inilah yang seharusnya orang Kristen dan keluarganya lakukan dalam hidup nyata keseharian kita, harus menjadi teladan dalam berbuat baik. Bila tidak demikian, maka kekristenan (sebagai orang Kristen) kita menjadi mepermalukan diri kita di hadapan orang yang bukan Kristen. Dengan memberi contoh perilaku yang baik (menjadi teladan), maka kita sebagai keluarga/jemaat Kristen (sekaligus sebagai hamba Tuhan), maka kita mengajar dan memberitakan Injil Kristus dalam keteladanan yg tdk hanya dengan perkataan (kotbah dalam kata-kata bahasa verbal), tetapi lebih melalui bahasa nonverbal.
Kita sungguh menyadari bahwa sangat sulit untuk menjadi teladan, dan berdampak secara besar. Yang kita rindukan bersama ialah bahwa dari apa yang Tuhan percayakan, belajar menjadi teladan di lingkungan kehidupan yang lebih luas (di dalam dan luar jemaat), ialah ”berupaya belajar dan memulai dari hal-hal kecil”. Mari berkegiatan/melayani dengan benar, misalnya datang tepat waktu, jujur, usahakan tidak berbohong, mencari alasan pembenaran diri, ada persiapan diri. Demikian dalam kehidupan di masyarakat (luar jemaat), di sekolah, di kantor, di lingkungan tetangga dan dunia ini. Marilah kita menjadi teladan dalam perkataan dan tingkah laku, sehingga orang lain yang melihat kita, mereka sungguh melihat kasih Allah dalam diri kita. Marilah melakukan (menjadi) teladan dengan memulai dari hal yang sederhana, jadilah teladan dalam hal berbuat baik, Amien.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer