Renungan Hidup Kristen (RHK), 12 April 2025
Nats : YOSUA 1 : 7
“Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi”
KUATKAN DAN TEGUHKANLAH HATIMU KEPADA TUHAN
Yosua (Ibrani, יְהוֹשׁוּעַ – YEHOSYUA’, berasal dari dua kata Ibrani yaitu יהוה – YHVH (TUHAN) dan ישע – YASYA’ (menyelamatkan). Jadi, nama Yosua/ Yehosyua/ Yesyua/ Iêsous berarti “YHVH (TUHAN) adalah keselamatan” atau “YHVH (TUHAN) menyelamatkan”. Tuhan mengangkat Yosua sebagai pengganti Musa dan berjanji untuk menyertainya (Yousa pasal 1 – 9 ; perhatikan pula frasa “kuatkan dan teguhkanlah hatimu” yang diulang tiga kali – sebelumnya telah dikatakan oleh Musa pada Yosua dalam Ulangan 31 : 6). Tuhan juga meminta Yosua untuk merenungkan Taurat-Nya siang dan malam (Yosua 1 : 8). Hal ini sangat penting supaya seluruh tindakan Yosua sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan.
Yosua memulai awal pelayanannya dengan menjadi abdi dari Musa. Tetapi setelah menggantikan Musa, Yosua memiliki beberapa beban pergumulan di dalam hati. Kenapa ? Karena dirinya tidak memiliki pengalaman berperang sehebat dan sebanyak Musa. Selain itu, rakyat Israel yang bersamanya juga tidak memiliki pengalaman perang, dan alat persenjataan perang yang dimiliki juga sangat terbatas. Tetapi Yosua ingat akan peristiwa kemenangan orang Israel melawan Amalek (Keluaran 17 : 8 – 16). Yosua tahu bahwa kemenangan yang pernah diraihnya atas orang Amalek bukan hanya peran dari Musa, Harun, Hur, dan dirinya saja. Tetapi lebih dari itu ada peran serta dari Tuhan, sebagai pemilik dari peperangan. Tuhan-lah yang berperang bagi bangsa Israel. Dan Yosua perlu untuk berjumpa secara pribadi bersama-Nya. Yosua perlu memiliki pengenalan secara pribadi, siapa Allah yang disembah Musa pemimpinnya, yang telah memimpin dan melakukan banyak perkara besar selama ini bersama-Nya (Yosua 1 : 10 – 13). Ini adalah dorongan semangat dari Musa kepada Yosua sebelum dia meninggal. Secara khusus Musa menyuruh Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hati, tidak menjadi takut atau kecewa (Ulangan 31 : 23 “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai engkau”). Allah juga menyuruh Yosua untuk menguatkan serta meneguhkan hatinya. Mari kita lihat kitab Yosua pasal 1, di pasal ini saja ungkapan “kuatkan dan teguhkanlah hatimu” muncul sebanyak empat kali. Allah memakai ungkapan ini sebanyak tiga kali dan umat Israel juga mengucapkan kalimat yang sama satu kali.
Mengapa Allah berulang kali mengingatkan Yosua agar menjadi kuat dan teguh hatinya ? Kebalikan dari hati yang kuat dan teguh adalah hati yang takut dan kecut. Saat kita melihat tugas berat yang diberikan Allah kepada Yosua melalui Musa, kita bisa mengerti kenapa Yosua akan menjadi takut dan tawar hati, yang akan berakibat pada kegagalan untuk menyelesaikan tugas. Pertama, Yosua harus menjadi pemimpin bangsa Israel, untuk memimpin
seluruh bangsa Israel. Umat Israel bukanlah umat yang ramah dan taat. Saat Musa masih hidup, bangsa Israel sudah berkali-kali memberontak terhadap Musa dan bahkan pernah ingin merajamnya sampai mati. Jika Yosua menjadi takut dan kecut, maka dia tidak akan mampu memimpin bangsa Israel, bahkan mungkin terbalik, dia terpaksa tunduk di bawah keinginan bangsa Israel.
Hal serupa juga terjadi pada kita ketika Tuhan mempercayakan suatu pekerjaan yang belum pernah dan yang sudah pernah kita lakukan. Karena kita belum punya pengalaman sehingga ada perasaan takut tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Seperti janjiNya pada Yosua demikian juga pada kita, apabila kita membaca Alkitab setiap hari serta melakukannya dan mau mengikuti arahan dari orang-orang yang sudah lama terlibat dalam pekerjaan tersebut, percayalah bahwa Tuhan akan menolong kita melakukannya sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam perjalanannya tidak selalu mulus namun Tuhan ingin kita selalu menguatkan hati agar kita tetap berpegang teguh pada FirmanNya sehingga kita tidak melakukan setiap perbuatan atau tindakan yang dapat mengancam pekerjaan yang Tuhan percayakan pada kita.
Di tengah kesibukan kita dan di tengah banyaknya pergumulan apakah yang akan terjadi di kemudian hari di tahun 2025 ini kita tidak boleh takut, kita tidak boleh cemas. Dikatakan berkali-kali di situ, Tuhan tahu Yosua terkadang tidak kuat, terkadang tidak teguh, bahkan mungkin grogi. Jadi dalam perjalanan hidup tentu memberikan tantangan dan tekanan. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi setiap tantangan dan tekanan dalam hidup kita. Apabila kita memilih mundur dan lari, tekanan itu tidak akan hilang, hidup kita pun juga tidak akan berkembang. Tetapi apabila kita berani berjuang untuk menghadapinya, maka kita akan dapat mengatasi tekanan tersebut sehingga hidup kita juga dapat semakin berkembang.
Tuhan tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita, “Sebab YAHWEH, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi”. Ini adalah ucapan yang sangat membangkitkan semangat dan Berkat terbesar dari Tuhan bagi mereka yang mengenal-Nya. Dan sikap kita adalah kunci dari perjuangan hidup. Ketika kita berani berjuang dan menghadapi setiap tekanan dan tantangan dalam hidup maka kita akan dapat melaluinya. Karena Tuhan akan selalu menyertai umat-Nya untuk dapat menghadapi setiap tantangan hidup. Bahkan di saat kita menghadapi masalah besar, tanpa ada saudara-saudari seiman atau pemimpin rohani di dekat kita dan sekalipun mereka mungkin sudah meninggalkan kita selama-lamanya, kita tidak akan mudah jatuh, merasa sengsara dan kesepian karena kita bisa bergantung pada Tuhan. Tuhan tidak akan meninggalkan kita. Jadi, kita tidak akan tawar hati dan tetap memiliki hati yang kuat dan teguh, sama seperti Yosua.
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar