Renungan Hidup Kristen (RHK), 23 April 2025
Nats : NEHEMIA 1 : 11
“Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini.”
MENANGGAPI MASALAH DENGAN RENDAH HATI DAN BERDOA
Nehemia (Bahasa Ibrani = Yahwe / Allah Menghibur) adalah putra Hakalya, juru minuman raja Persia di Susa. Ia termasuk salah seorang organisator yang paling kuat dari masyarakat Yahudi yang pulang kembali setelah pembuangan. Artahsasta I (464 – 424) memberi kuasa padanya untuk membangun kembali tembok-tembok Yerusalem. Tugas itu dilakukannya dalam waktu 52 hari pad atahun 445 seb. Mas., meskipun usaha pembanguan kembali dirintagi dengan perlawanan dari pihak bangsa Samaria dan musuh bangsa Yahudi lainnya (Nehemia 6 : 15). Ia menjadi wakil penguasa Persia dan ia tunjukkan suatu sikap ikhlas tanpa pamrih Nehemia 5 : 14 – 19) dan bijaksana (Nehemia 7 : 1 – 3). Ia bela kepentingan sesama warga negara yang miskin (Nehemia 5 : 1 – 13). Ia usahakan pula, agar kota semakin banyak penghuninya. Tahun 433 ia pulang ke istana Persia. Di kemudian hari ia masih mengambil suatu tindakan melawan pelanggaran hari Sabat. Dibuatnya peraturan baru soal perpajakan dan lain-lain (Nehemia 13 : 15 – 9 – 21).
Pada ayat 3, Nehemia mendapatkan informasi dari saudaranya (Hanani), salah seorang saudaranya, bahwa orang-orang Yahudi yang tetap tinggal di Yerusalem mengalami kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok-tembok Yerusalem sudah terbongkar dan gerbangnya pun telah terbakar . Kabar buruk yang dibawa oleh Hanani itu membuat Nehemia begitu berduka atas keadaan bangsanya. Dalam Nehemia 1 : 4, respons pertama yang dilakukan oleh Nehemia setelah mendengar kabar ini adalah dengan berpuasa dan berdoa kepada Allah. Di sini, Nehemia menunjukkan penyerahan dirinya secara utuh kepada Allah. Ia menangis pilu di hadapan Tuhan. Kemudian mengoyakkan jubahnya sebagai tanda kesungguhan hatinya berduka, lalu ia berpuasa di hadapan Tuhan dan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan dan ia berdoa juga siang dan malam memohonkan pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan Israel, atas pelanggaran mereka terhadap perintah dan ketetapan Tuhan. Dan Berdoa karena ingat janji Tuhan (ayat 1 – 5) bahwa Tuhan itu Yang Maha Kuasa, Maha Besar, dan Maha Kasih, yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya. Dia yakin Tuhan tahu penderitaan umat-Nya, dan pasti ingat akan perjanjian-Nya. Nehemia percaya Allah yang setia pada janji-Nya akan mendengar doanya. Dan Nememia Berdoa memohon Pengampunan Tuhan (ayat 6 – 9) dengan memandang dirinya yang sadar bahwa reruntuhan tembok kota Yersualem itu terjadi karena dosa bangsa Israel yang tidak mentaati hukum Musa dan tidak lagi setia kepada Tuhan. Oleh sebab itu, dalam doanya Nehemia mengakui dosanya dan dosa umat Israel, dan mohon pengampunan Tuhan. Serta Nehemia Berdoa memohon Pemulihan Tuhan (ayat 10 – 11). Ia meminta kepada Allah agar segera mengadakan pemulihan bagi bangsa ini. Bukan hanya pemulihan tembok, tetapi yang terpenting dan utama adalah pemulihan rohani umat Tuhan, agar mereka kembali taat kepada perintah Tuhan dan setia pegang janjiNya.
Nehemia memanjatkan doa kepada Allah dengan kesadaran yang penuh tentang siapakah Allah. Allah yang mulia, penguasa dari segenap pasukan malaikat, dan yang berkuasa ini adalah Allah yang juga setia kepada perjanjian-Nya, memiliki belas kasihan yang besar, dan memberikan kasih setia kepada orang yang mengasihi dan mengikuti perintah-perintah-Nya. Doa yang benar muncul karena dipanjatkan oleh orang yang mengenal Allah yang benar dengan cara yang benar. Karena Nehemia mengenal siapa Allah maka dia memanjatkan segala permohonannya dan menggantungkan segala harapannya kepada Allah yang sejati. Karena Nehemia mengenal Allah dengan cara yang benar, maka dia berbicara dengan cara yang berkenan kepada Allah.
Doa Nehemia adalah menyerahkan keadaaan bangsa nya yang menderita kepada Tuhan, bahkan Tuhan memohon Tuhan untuk mendengar doanya supaya Tuhan mengabulkan doa yang dipanjatkannya. Menariknya adalah Nehemia tidak berhenti dalam doa ini saja melainkan dia berbuat sesuatu atas doanya yaitu dia membangun kembali tembok yang runtuh itu. Tetapi sering kali dalam kehidupan orang percaya terlalu ekstrem kepada kuasa Tuhan. Sehingga dia saking terlalu percaya sehingga tidak menyadari bahwa Tuhan memakai orang lain untuk menolong kita dan mengabulkan doa yang kita panjatkan.
Nehemia berdoa dengan sikap kerndah hatiannya? Ayat 6a “bukalah telinga dan mata-Mu untuk mendengar doa.” yang terdiri atas tiga imperatif (“berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa”). Dalam teks Ibrani, bentuk jusif . dengan subyek telinga Allah dan mata-Nya. Nehemia sedang meminta Allah membuka telinga untuk mendengar doanya. Tetapi menariknya adalah Nehemia mengaku dosa, artinya dia memohon dengan dengan mengakui segala dosanya bahkan tidak cukup mengakui segala dosa yang ia lakukan melainkan juga kaum keluarga bahkan bangsa Israel. Oleh karena itu saudara kita harus berdoa dengan rendah hati, bukan karena kita bisa berdoa baik, bahasanya bagus, ntetapi jikalau doa kita tidak ada rasa kerendahan hati maka ya percuma kita berdoa.
Tuhan mau memenuhi permintaan kita, jika itu mengenai kebutuhan kita dan bukan keinginan kita, dan itu sesuai dengan kehendak-Nya. Lebih-lebih lagi jika doa kita tidak selalu berpusat pada materi dan kenyamanan hidup semata. Hari ini, jika kita berdoa, kita harus sadar bahwa doa yang selalu berpusat pada kepentingan diri sendiri tidak akan membuat Tuhan senang, karena itu bertentangan dengan tujuan Tuhan dalam menciptakan kita. Tuhan menciptakan kita untuk bisa membina hubungan yang baik dengan Dia. Doa adalah nafas kehidupan Kristen yang menguatkan kita sewaktu mengalami masalah dan memberi kehidupan selama kita menantikan pertolonganNya. Tetaplah berdoa sekalipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi, Amien.
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar