Renungan Hidup Kristen (RHK), 03 Mei 2025


Nats  :  2 SAMUEL 10 : 12 
“Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya”

GUNAKAN KEBAIKAN DAN KASIH

Tampaknya Daud sadar sepenuhnya bahwa ia adalah orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja atas Israel. Daud sadar bahwa ia menjadi raja karena kehendak Tuhan. Tuhanlah yang menetapkan dan memilihnya untuk menjalankan kehendak dan rencana-Nya. Atas dasar ini, Daud sadar bahwa ia harus dekat dengan Tuhan, mendengarkan Tuhan, dan taat kepada-Nya. Sikap Daud membuatnya sangat dikasihi Tuhan dan Ia selalu menyertai Daud dalam segala hal yang dilakukannya.

Daud memiliki niat baik untuk tetap membangun hubungan dengan bani Amon walaupun raja bani Amon telah mati. Daud mengirim pegawai-pegawainya untuk menyampaikan turut berdukacita kepada Hanun, anaknya dan juga yang menggantikan ayahnya sebagai raja. Tetapi pemuka-pemuka bani Amon memiliki anggapan yang salah tentang niat Daud. Pada ayat 3, Berkatalah pemuka-pemuka bani Amon itu kepada Hanun, tuan mereka: “Apakah menurut anggapanmu Daud hendak menghormati ayahmu, karena ia telah mengutus kepadamu orang-orang yang menyampaikan pesan turut berdukacita ? Bukankah dengan maksud untuk menyelidik kota ini, untuk mengintainya dan menghancurkannya maka Daud mengutus pegawai-pegawainya itu kepadamu ?”. Mereka memiliki anggapan Daud ingin menyelidiki, mengintai dan menghancurkan bani Amon. Oleh karena itu, mereka menangkap dan menghina pegawai-pegawai Daud. Di awal, justru Daud malah mengajari pegawainya untuk kembali lagi. Namun sayangnya karena sudah dipenuhi pemikiran yang jelek membuat bani Amon justru melihat yang dilakukan Daud adalah “membenci bani Amon”, yang kalau kita baca tidak ada kalimat yang menunjukkan hal tersebut. Tindakan mereka membuat Daud marah dan terjadilah peperangan antara bangsa Israel dan bani Amon. Peperangan seharusnya tidak terjadi kalau saja bani Amon tidak memiliki anggapan yang salah tentang kedatangan pegawai-pegawai Daud dan tidak bertindak berdasarkan anggapan mereka.

Peperangan yang dimulai oleh bani Amon membuat Daud akhirnya mengambil sikap untuk tidak diam lagi, bersiap untuk melawan. Peperangan-peperangan terjadi sampai Daud pun akhirnya turut berperang, dan menang, dan akhirnya mereka menyerah. Setelah mengalahkan banyak musuh dalam pertempuran, Daud menunjukkan kebaikan setelah kematian seorang raja Amon musuh: “ 1 Setelah itu raja bani Amon mati, lalu Hanun, putranya, menjadi raja menggantikan dia. 2a Lalu berkatalah Daud: “Aku akan menunjukkan kebaikan kepada Hanun bin Nahas, seperti ayahnya telah menunjukkan kebaikan kepadaku.” Lalu Daud mengutus beberapa orang pegawainya untuk menghibur dia tentang ayahnya .” (2 Samuel 10 : 1 – 2a ; 1 Tawarikh 19 : 1 – 2). Raja Hanun diyakini sebagai putra atau cucu Raja Nahas yang ditaklukkan Saul (1 Samuel 11) sekitar lima puluh tahun sebelumnya. Orang Amon akan sangat membenci Israel karena kekalahan ini.
Meskipun Daud adalah orang berdosa, kebaikannya terhadap orang Amon membedakannya dari raja-raja duniawi di sekitarnya. Ini adalah salah satu dari banyak tindakan yang dipimpin Roh yang menunjukkan bahwa dia adalah orang yang berkenan di hati Tuhan.

Dari 2 Samuel pasal 10 ini kita bisa belajar dari Daud bahwa selalu ada kemungkinan bahwa niat dan perbuatan baik kita dianggap tidak baik. Bahwa ternyata ada orang-orang yang membisikkan pemikiran-pemikiran yang tidak baik. Bahwa kita pun perlu hati-hati saat mendengar masukan atau pemikiran dari orang lain baik itu sesuatu yang jelek atau mungkin sesuatu yang baik. Ternyata memang tak semua niat yang baik, perbuatan yang baik dipandang baik bahkan oleh orang yang menjadi tujuan dari niat dan perbuatan baik tersebut. Seringkali orang yang menjadi tujuan niat baik atau perbuatan baik tersebut juga bisa dipengaruhi oleh bisikan-bisikan jelek yang memberikan pemikiran bahwa yang diniatkan, yang dilakukan itu justru sebenarnya tidak baik, bahwa ada motivasi tersembunyi di belakangnya yang punya tujuan mencederai, melukai, atau mencelakakan dirinya.

Kita adalah umat yang telah dipilih-Nya untuk menjadi kawan sekerja Allah (1 Korintus 3 : 9) yang bekerja sama dengan Allah dalam menegakkan Kerajaan-Nya di dunia. Kita adalah “Bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia” (1 Petrus 2 : 9). Sebagai umat pilihan Allah, kita harus selalu dekat dengan Tuhan, mendengarkan sabda-Nya dan menaati-Nya. Jika kita sedang bergumul dengan berbagai persoalan dan kesulitan yang menyangkut hidup kita, jangan lupa melibatkan Allah. Jadikan Allah Pemimpin dalam tiap langkah pergumulan kita.

Gunakan kebaikan dan kasih untuk memenangkan musuh-musuh. Seperti Daud, cobalah untuk memenangkan musuh-musuh Anda dengan kasih dan kebaikan: “Jika musuhmu lapar, berilah dia makan roti; dan jika ia haus, berilah dia minum air; karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan Tuhan akan membalasmu.” (Amsal 25 : 21 – 22 ; Roma 12 : 20). “Janganlah kamu dikalahkan oleh kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.” (Roma 12 : 21). “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu,” (Matius 5 : 44). “Berkatilah orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi mereka yang memperlakukan kamu dengan buruk . . Tetapi kasihilah musuhmu, lakukanlah yang baik, dan pinjamkanlah tanpa mengharapkan balasan apa pun; maka upahmu akan besar, dan kamu akan menjadi anak-anak Yang Mahatinggi, karena Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang yang jahat.” (Lukas 6 : 28, 35). Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3 : 5). “Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5 : 7).

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer