Renungan Hidup Kristen (RHK), 08 Mei 2025

Nats  :   YOSUA 3 : 7
“Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau”

MELANGKAH DENGAN IMAN

Dalam bacaan firman Tuhan kita hari ini, Yosua baru saja menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Ia diperhadapkan pada suatu tantangan yang sangat besar, ia harus memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan yang begitu lebar dan arusnya sangat deras pada saat itu. Yosua tetap beriman kepada apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya meskipun ia belum pernah melaluinya (Yosua 3:4). Persis seperti cara kerja sensor pintu otomatis, ketika para pengangkat tabut perjanjian itu melangkahkan kaki mereka ke dalam sungai Yordan, maka aliran air sungai pun berhenti bagai sebuah bendungan. Nats ini dimulai dari Yosua 3:7, di mana Allah berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.”. Tuhan sekarang memberi tahu Yosua bahwa Ia akan meninggikan Yosua di hadapan umat supaya mereka tahu bahwa Tuhan menyertainya seperti Ia menyertai Musa (3:7). Yosua tidak perlu khawatir untuk meninggikan dirinya sendiri. Allah akan meninggikan dia. Pernyataan Allah tersebut merupakan pengesahan terhadap kepemimpinan Yosua, sekaligus sebagai pemenuhan janji Allah sebagaimana dinyatakan di Yosua 1:5, yaitu: “Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Dalam konteks ini Yosua tidak berupaya untuk membesarkan dirinya karena ia menggantikan kedudukan Musa yang telah meninggal. Namun ia membuka ruang agar Allah bertindak dan menyatakan kehendak-Nya. Wujud pengesahan Allah terhadap kepemimpinan Yosua dinyatakan melalui peristiwa mukjizat di Sungai Yordan. Dalam konteks ini Allah memerintahkan para imam berdiri (ayat 8), umat mendengar (ayat 9), dan Yosua yang menjelaskan (ayat 10). Tema sentralnya adalah “Allah yang hidup ada di tengah-tengah umat Israel” (Yos. 3:10). Pengesahan Allah terhadap kepemimpinan Yosua terjadi karena Allah yang hidup berkenan hadir di tengah-tengah kehidupan umat. Dengan demikian kebesaran nama Yosua dan kepemimpinannya merupakan manifestasi dari kehadiran Allah yang hidup.
Kita semua pasti pernah berjalan melintasi pintu otomatis yang digerakkan oleh sensor. Sebelum kita cukup dekat dengan sensor itu, maka pintu tetap dalam kondisi tertutup dan akan tetap tertutup selama kita tidak melangkah mendekatinya. Tetapi ketika kita mulai berjalan hingga cukup dekat dengan sensor, maka pintu akan segera terbuka dan kita dapat melintas masuk. Sesungguhnya sesederhana itulah cara kerja iman. Sebelum kita mengambil langkah untuk bertindak, maka tidak akan terjadi sesuatu. Ada banyak orang Kristen yang merindukan terobosan terjadi dalam hidupnya, namun hal itu belum mereka alami. Bukan karena mereka kurang berdoa atau kurang percaya kepada kuasa Kristus, tetapi lebih karena mereka belum melangkah dengan iman.

Yosua mempunyai iman bahwa Tuhan pasti akan melakukan sesuatu kepada sungai Yordan itu, dia meyakini hal tersebut karena dia sedang berjalan di dalam rencana Tuhan. Dia tahu tujuan Tuhan, yaitu memasuki tanah perjanjian dan sungai Yordan adalah rintangan bagi mereka. Tetapi apapun rintangannya ia percaya bahwa Tuhan pasti turun tangan di dalam perjalanan yang sesuai dengan tujuan-Nya. Ketika Yosua sedang mempersiapkan semuanya itu, Tuhan berbicara kepada Yosua bahwa Tuhan akan melakukan perkara yang luar biasa dan melalui hal tersebut Yosua dipercaya oleh bangsa Israel sebagaimana mereka percaya kepada Musa.

Ketika hidup kita menghadapi segala tantangan dan kesulitan, satu hal yang sangat penting adalah kita mengerti tujuan dan rencana Tuhan. Kita akan menuju kepada rencana dan tujuan Tuhan, kita tidak perlu khawatir akan tantangan dan kesulitan. Percayalah bahwa ketika kita berjalan menuju rencana dan tujuan Tuhan, maka Dia tidak akan membiarkan kita melainkan Dia akan selalu menyertai kita. Bahkan dalam kesulitan Dia akan membuka jalan bagi kita. Penting sekali untuk kita berjalan dan mengarahkan hidup kita kepada-Nya. Kita harus selalu menguji apakah dorongan permohonan kita akan mukjizat selaras dengan kehendak-Nya yang dinyatakan firman-Nya? Sehingga langkah-langkah iman kita tulus jernih semakin rindu mau dekat kepada-Nya, tidak harus selalu ditandai dengan mujizat atau keajaiban tertentu, melainkan bersedia lebih mendegarkan dengan hati, pemahaman rasional dan penghayatan penuh setiap firman Tuhan.

Masihkah Tuhan Allah bertindak menggenapkan rencana-Nya dengan cara yang luar biasa tersebut? Jawabnya, ya. Akan tetapi, pada saat yang sama kita mengetahui bahwa Allah juga bertindak lewat cara-cara berbeda, lewat usaha keras dan pikiran rasional hamba-hamba-Nya. Bolehkah kita mengklaim mukjizat Allah untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup kita? Tentu saja boleh. Namun, terlebih dahulu mari mendekat dan semakin dekat kepada Tuhan. Hidup dalam rencana, tujuan, dan iman kepada Tuhan, karena Dia adalah Tuhan yang selalu terlibat di dalam kehidupan kita. Mari mendekat secara iman, semakin percaya kepada Tuhan Allah. Tindakan iman bangsa Israel di konteks ini bukan tanpa dasar. Allah sendiri memberi perintah sehingga walaupun sepertinya isi perintah itu tidak masuk di akal manusia, orang percaya harus berani merespons dengan taat.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu

Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer