Renungan Hidup Kristen (RHK), 14 Mei 2025
Nats : HABAKUK 3 : 19
“ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi) "
TUHAN ITU KEKUATAN KITA
HABAKUK adalah seorang nabi di Israel yang dalam penindasan sewaktu bangsa Babel berkuasa. Dengan situasi tersebut, Habakuk bersungut-sungut dan bertanya kepada Tuhan (Habakuk 1 : 2 – 4, 12 – 17) yang berseru tidak Engkau dengarkan, aku bersedih tidak Engkau hibur, aku melihat kejahatan, undang-undang seperti tidak berdaya….Kenapa Engkau diam ? Lalu Tuhan menjawab dengan memberikan ketetapan hati kepadanya, bahwa orang jahat tidak akan dibiarkan dan orang benar pasti akan tetap menjalankan kebenaran karena harus hidup takut kepada Tuhan (Habakuk 2 : 4). Artinya biar bagaimana pun juga orang jahat akan mendapatkan hukuman serta orang yang benar akan mendapatkan kehidupan seperti yang telah disiapkan olehNya. Tuhan berjanji memperbaharui kehidupan yang penuh dengan tantangan dan akan digantikan dengan sukacita.
Jawaban Tuhan imilah ada harapan kepada Habakuk dan bangsa Israel bahwa bahwa Tuhan tetap bekerja untuk memperbarui bangsaNya serta yang memberikan kemenangan kepada mereka menurut waktuNya. Jadi.inilah Doa.Habakuk untuk tetap melayani Tuhan kepada bangsa Israel. Jelas dikatakan dalam Kitab Habakuk 3 : 18 bahwa ia tetap mau bersorak-sorak kepada Allah (di dalam bahasa Ibraninya adalah âlaz : artinya bukan hanya beria-ria dengan senyuman dan dengan mata yang menangis untuk terus tetap tegar) sampai mengatakan bahwa dia seperti melompat untuk bahagiah melompat-lompat bagaikan rusa (Rusa dipakai dalam Alkitan untuk menggambarkan kekuatan dan daya tahan yang diberikan Tuhan bagi orang yang percaya untuk mebghadapi dan melewati masa-masa sulit, karena RUSA adalah binatang lemah, tetapi kekuatan kaki-kakinya sangat mengagumkan karena mampu dengan lincahnya menjejak di atas bukit berbatu, melewati rintangan, hingga akhirnya sampai pada tempat tinggi dan jauh di puncak bukit) sebab ia tahu bahwa kesusahan itu pun dapat dipakai Tuhan untuk dia bersorak-sorak, dan dia melakukan sorak-soraknya (ayat 19).
Habakuk mengakui bahwa Tuhanlah yang memberikan kekuatan kepadanya. Habakuk sangat meyakini bahwa kehidupannya telah diaturkan oleh Tuhan. Hal seperti inilah yang membuat Habakuk tetap dekat kepada Tuhan dalam kehidupannya. Sukacita yang dirasakan Habakuk tidak hanya dia yang merasakan tetapi dapat dirasakan orang lain. Kehadiran Habakuk memberikan ketetapan hati bagi bangsa Israel kepada Tuhan.
Inilah pernyataan dan doa Nabi Habakuk setelah percakapannya dengan Tuhan di pasal-pasal sebelumnya pada kitab Habakuk. Habakuk berdoa agar Tuhan mengasihani bangsa Yehuda. Apa yang menjadi pergumulan Habakuk mungkin juga sedang kita hadapi sekarang ini. Iman dan pengharapan Habakuk kepada Tuhan yang membuat ia tidak gentar dan khawatir tetapi justru menjadikan kesukacitaan didalam Tuhan karena Tuhan mengasihi dia.
Kesadaran bahwa Allah masih bekerja sampai hari ini seharusnya membawa kita pada satu keyakinan bahwa Allah selalu menyertai umat-Nya dalam menjalani masa-masa tersulit sekalipun. Keadaan berat yang Ia izinkan hadir tidak akan pernah melebihi kekuatan kita untuk menanggungnya. Dalam keadaan krisis, tekanan, ketakutan, ancaman yang kelihatannya mengerikan sekalipun, Habakuk tetap bersukacita dan bersorak-sorak pada Tuhan. Sikap Habakuk didasarkan pada imannya yang secara penuh berserah pada keputusan Tuhan. Meski situasi yang ia hadapi mungkin akan terus menjadi lebih parah, namun imannya pada Tuhan tidaklah goyah. Dia tetap bersorak-sorak dalam Allah yang menyelamatkan, dan itu semua terjadi karena Allah ia jadikan sebagai sumber kekuatannya karena dunia ini tidak bisa diandalkan, hanya Tuhanlah yang menjadi andalan dalam kehidupannya. Tuhan tetap memeliharakan kehidupan anak-anakNya dengan caraNya.
Jadi dalam menjalani kehidupan ini, kita selalu memohonkan kepada Tuhan untuk selalu memenuhi kita dengan berlimpah-limpah pengharapan (Roma 15 : 13 “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan”). Dalam saat seperti itu, doa yang kita naikkan bukanlah agar kita diluputkan, melainkan supaya kita memperoleh belas kasihan Allah dan kekuatan untuk menanggung semuanya. Keberanian untuk belajar menerima akan memberi kita pengalaman baru dalam relasi kita bersama Tuhan untuk tetap mengisi dan membangun hidup kita dengan iman pengharapan kepada Tuhan, supaya pada saat yang tidak terduga terjadi dalam hidup ini, kita sudah siap kokoh berdiri mengandalkan kekuatan dari Tuhan.
Miliki iman seteguh iman Habakuk yang tidak goncang sama sekali dalam kondisi apapun. Percayalah bahwa Tuhan mampu membuat “kaki kita selincah kaki rusa” untuk melompati masalah-masalah itu. Dasari hidup dengan iman yang teguh, jangan pernah putus harapan. Percayalah sepenuhnya pada Tuhan dengan segenap hati. Tuhan mampu memperlengkapi kita untuk mampu menghadapi segala masalah, segala ketidakpastian dalam hidup, karena Tuhan adalah sumber kekuatan kita. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4 : 19). Jadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan agar mampu menghadapi badai. Bersama Tuhan kita pasti bisa melakukannya, karena “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan,” (Efesus 3 : 20). Bersama Tuhan kita beroleh kekatan untuk menghadapi semuanya, dan bahkan membuat kita seperti rusa yang mampu menjejak di atas batu-batu permasalahan. Oleh karena itu jangan pernah menyerah pada keadaan yang seberat apa pun karena “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4 : 13), Amien.
TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM
Komentar
Posting Komentar