SERAHKAN SEMUA KEKHAWATIRAN DAN KETAKUTAN KITA KEPADA TUHAN

Nats  :  2 TAWARIKH 14 : 11
“Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: “Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!” 


 Raja Asa sebagai raja Yehuda sebagai seorang raja yang baik dan benar di mata Tuhan. Sebagai raja, sesungguhnya Asa punya otoritas dan kuasa, namun ia tidak mengandalkan apa yang dimiliki, melainkan mencari Tuhan dan mengandalkan-Nya.
Dalam 10 tahun pertama menjadi raja (2 Tawarikh 14 : 1 – 8) adalah seorang pemberani, ia tidak takut akan apapun, hingga menghancurkan mezbah-mezbah berhala dan bukit-bukit pengorbanan. Ia meruntuhkan pilar-pilar kudus dan merobohkan patung-patung yang terbuat dari kayu. Raja Asa menyingkirkan penyembahan berhala yang ada di Yehuda. Ia juga mengajak rakyatnya untuk mencari Tuhan dan menaati hukum-Nya (2 Tawarikh 14 : 3 – 5). Ia juga memerintahkan rakyat Yehuda untuk mencari Yahweh, Allah bapa leluhur mereka, melakukan hukum Taurat dan perintah-perintah-Nya, ia sangat tekun dalam melakukan apa yang baik di mata Tuhan. Dan pada tahun ke 11 sampai ke 35 sebagai raja (2 Tawarikh 14 : 9 – 15 : 8), ia menghadapi tantangan, dimana raja Etiopia menyerang Yehuda dengan pasukan berjumlah satu juta tentara. Pasukan Yehuda tidak akan mampu melawan pasukan sebesar pasukan Etiopia. Meskipun situasinya sangat parah. Raja Asa melawan kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang dimilikinya. Asa hanya memiliki 300.000 pasukan dengan perisai dan tombak, serta 328.000 pasukan dengan perisai kecil sebagai pemanah, sedangkan Zerah maju berperang dengan 1.000.000 pasukan dan 300 kereta.

Namun raja Asa tidak kebingungan di masa kritis ini, ia memilih untuk berseru kepada Allah (2 TAWARIKH 14 : 11 “Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: “Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya TUHAN, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar dan dengan nama-Mu kami maju melawan pasukan yang besar jumlahnya ini. Ya TUHAN, Engkau Allah kami, jangan biarkan seorang manusia mempunyai kekuatan untuk melawan Engkau!”). Raja Asa mengakui posisinya yang menurut perhitungan manusia sangat lemah, dan memohon pertolongan-Nya. Tuhan mendengar doa Asa, dan Tuhan sendirilah yang berperang memukul kalah orang-orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Tidak ada satu pun yang tinggal hidup karena mereka dihancurkan oleh Tuhan (2 Tawarikh 14 : 12 – 13). Bangsa-bangsa sekitar menjadi takut sebab mereka mendengar dan menyaksikan bagaimana Tuhan, Allah Yehuda, menyatakan kuasa-Nya sehingga Allah memberikan orang-orang Yehuda sebuah kemenangan telak. Raja Asa selalu mencari Allah dengan segenap hatinya.

Kita juga kerap berhadapan dengan persoalan yang menurut perhitungan manusiawi tidak seimbang dengan kekuatan kita. Bahkan mungkin saat ini kita sedang menghadapinya. Lawan itu dapat berupa masalah yang kerap kita rasa lebih besar daripada kekuatan yang kita miliki; sakit penyakit, masalah ekonomi, masalah pekerjaan. Mari kita belajar dari Asa yang dalam kelemahannya ia mencari Tuhan (Yeremia 29 : 13 “apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,”) dan ia bersandar pada Tuhan, memohon pertolongan-Nya. Taat, berdoa dalam pengharapan, tidak lari dari masalah, menghadapi kesulitan bersama Tuhan, dan terus berusaha sebaik yang kita bisa, merupakan wujud iman kita pada pertolongan Tuhan.

Ketika kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh pasti akan menemukan Dia (Mazmur 9 : 11 “…sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN”). Mencari Tuhan dengan sungguh berarti berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati, punya rasa haus dan lapar akan kebenaran dan kehadiran Tuhan, taat mengikuti kehendak Tuhan, dan bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Dan ketika kita berdoa dan memohon pertolongan-Nya, mungkin masalah kita tidak selesai saat itu juga, atau mungkin kita tidak mengalami kemenangan besar seperti Asa. Namun, kita bisa yakin bahwa Ia tetap ada bersama kita. Relasi yang dekat dan intim dengan Tuhan memberi kita ketenangan dalam menghadapi pergumulan. Kita akan dimampukan untuk bertindak dengan benar saat kita berharap dan mengandalkan Dia.
Jadi satu-satunya yang menjamin kita akam adalah penyertaan dan tuntutan Tuhan. Itu saja, tidak ada yang lain! Kalau kita masih mencari perlindungan kepada yang lain sama artinya kita meragukan kuasa Tuhan (2 Tawarikh 16 : 9 a “…..… mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”). 

Hidup kita tidak bisa tanpa Tuhan. Satu-satunya yang sanggup dan bersedia setiap saat menyelamatkan kita hanyalah Tuhan Yesus. Manusia terlalu lemah untuk bisa membebaskan diri kita dari permasalahan yang kita hadapi. Satu-satunya penolong kita adalah Kristus Yesus. Dialah pembebas sejati di dalam hidup kita. Banyak situasi di hadapan kita bagaikan raksasa dan kita sering melihat diri seperti liliput, tetapi ingatlah kita menghadapi semua hal yang menakutkan itu bersama dengan Tuhan di atas segala raja. Serahkan semua kekhawatiran dan ketakutan kita kepada Tuhan. Tuhan pasti akan menyertai Anda. Lari dari masalah tidak selalu menyelesaikan masalah, malah akan menyakitkan jiwa.

TUHAN MEMBERKATI Bapak dan Ibu
Teriring Salam & Doa :
Pdt. Martahi Oloan Siahaan, STh, MM

Komentar

Postingan Populer